Eksistensi ISI Denpasar tidak terlepas dari berdirinya Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar pada tahun 1967 oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Tingkat I Propinsi Bali. ISI Denpasar mulai dirintis pada tahun 1978 dengan kewenangan hanya menamatkan Sarjana Muda (BA). Sebagai sebuah Jurusan yang berdiri sendiri, secara formal baru terbentuk pada tahun 1988 ketika terjadinya perubahan status dari ASTI menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar, dengan Surat Keputusan (SK) Mendikbud No. 0445/0/1988 yang dikukuhkan dengan SK Presiden No 22 th. 1992.
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar adalah sebuah lembaga pendidikan kesenian di bawah pembinaan Direkturat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. ISI Denpasar merupakan penggabungan dari dua lembaga pendidikan tinggi seni yang ada di Denpasar yaitu Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dan Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana. ISI Denpasar didirikan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia NO: 33 Tahun 2003, tertanggal 26 Mei 2003. Peresmian ISI Denpasar dilakukan oleh Mentri Pendidikan Nasional R.I. Prof. Drs. Abdul Malik Fadjar tanggal 28 Juli 2003.
Tanggung jawab dan tugas pokok
ISI Denpasar mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan, mengembangkan, dan meningkatkan mutu seni, serta nilai- nilai budaya bangsa Indonesia. Institut Seni Indonesia Denpasar meyakini seni dapat berfungsi menjaga keseimbangan hidup dan memperkokoh jati diri untuk menghadapi dampak globalisasi yang semata – mata berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
Pada hakikatnya penyelenggaraan Institut Seni Indonesia Denpasar bertujuan untuk melahirkan insan-insan akademik dan atau profesional, mampu mencipta, mengkaji dan menyajikan karya seni secara kreatif dan inovatif, sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam percaturan global, serta memiliki tanggung jawab secara etis dan moral dalam memajukan seni dan budaya bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Institut Seni Indonesia Denpasar selanjutnya disebut ISI Denpasar adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional.
Seiiring dengan diberlakukannya berbagai peraturan perundang-undangan yang melandasi penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010, Paradigma Baru Pendidikan Seni di Indonesia 2004, Institut Seni Indonesia Denpasar menjadi organisasi pembelajaran yang efisien, efektif, berkualitas dan akuntabel serta memiliki otonomi perguruan tinggi, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kebebasan kreativitas seni untuk mampu memberikan pencerahan dan kesejahteraan kepada umat manusia.
ISI Denpasar diselenggarakan dengan sifat objektif ilmu pengetahuan, kepekaan estetis, kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, yang dilaksanakan dengan penuh tangung jawab guna mencapai kebenaran dan nilai seni yang tinggi. Pola Ilmiah Pokok (PIP) ISI Denpasar merupakan pengkajian dan penciptaan seni tradisional dan modern.
Lambang ISI Denpasar
Logo ISI
ISI Denpasar memiliki lambang yang disebut Ciwa Nataraja yaitu perwujudan Ciwa sebagai dewa tertinggi pencipta seni. Sebagai dewa pencipta, keempat tangannya masing-masing memegang pustaka suci (simbol dari ilmu pengetahuan); alat musik (simbol dari seni dan budaya); genitri (simbol dari ikatan dan kekuatan ilmu pengetahuan); dan cemeti (simbol dari pemacu dan pengendali ilmu pengetahuan). Dewa Ciwa yang berdiri di atas sebuah teratai; ditopang oleh seekor kura-kura besar (sebagai simbol dari keseimbangan dunia). Teratai menggambarkan sinar suci Tuhan Yang Maha Esa, serta nimbus yang melingkarinya menggambarkan kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Warna dasar merah hati melambangkan kesungguhan dan kecintaan, serta warna keemasan yang terdapat pada lambang menggambarkan keagungan dari seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Bendera ISI
ISI Denpasar memiliki bendera dengan warna dasar merah hati, berukuran 3 (tiga) berbanding 2 (dua), lambang ISI Denpasar yang berwarna Kuning terletak ditengah-tengahnya. Bendera ISI Denpasar sebagaimana dipergunakan pada upacara akademik atau upacara lainnya yang sesuai.
Hymne, Mars ISI Denpasar, dan Tari Kebesaran
ISI Denpasar memiliki himne yang disebut Himne ISI Denpasar, lagu dan syair diciptakan oleh I Gusti Bagus Nyoman Pandji. Himne ISI Denpasar memiliki makna lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang membentuk manusia seutuhnya dengan kompetensi mencipta, mengkaji, membina, dan mengabdi pada seni budaya bangsa.
ISI Denpasar memiliki mars yang disebut Mars ISI Denpasar, lagu dan syair diciptakan oleh I Gusti Bagus Ngurah Arjana. Mars ISI Denpasar memiliki makna sebagai penggugah semangat civitas akademika ISI Denpasar untuk membangun budaya bangsa lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tari Siwa Nataraja
ISI Denpasar memiliki tari kebesaran yang disebut Ciwa Nataraja, Pencipta tari dan penata busana oleh N.L.N. Swasthi Widjaja Bandem, sedangkan penata iringannya oleh I Nyoman Windha. Tari kebesaran menggambarkan manifestasi Ciwa sebagai penari tertinggi yang menciptakan dunia lewat tari, Sebagai dewanya penari, Ciwa Nataraja secara terus menerus menari sehingga terciptanya ritme dan keteraturan dalam kosmos. Pancaran energi suci Ciwa , kemudian bersatu dan terciptalah alam semesta beserta isinya. Tarian Ciwa Nataraja ditarik oleh 9 (sembilan) orang penari, seorang berperan sebagai Ciwa, sedangkan 8 (delapan) orang penari lainnya merupakan simbol dari pancaran energi suci Ciwa. Tarian Ciwa Nataraja merupakan perpaduan antara elemen-elemen tari Bali dengan elemen-elemen tari bharata natyam, yang menyatu tidak terpisahkan.
Himne, mars dan Tari Kebesaran Ciwa Nataraja, hanya dipergunakan pada upacara akademik atau upacara pengesahan mahasiswa baru, wisuda, dies natalis, pengukuhan guru besar, pemberian gelar doktor kehormatan, pemberian tanda penghargaan dan upacara khusus lainnya.
VISI
Visi ISI Denpasar dalam waktu 10 tahun kedepan menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyajian, dan pembinaan seni yang unggul berwawasan kebangsaan demi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan perkembangan zaman.
MISI
a. menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas dalam rangka memunculkan dan mengembangkan pluralitas dan multikulturalitas budaya lokal dan nusantara agar memiliki daya saing dalam pencaturan global;
b. meningkatkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung pendidkan dan kemajuan seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi;
c. mengembangkan kerjasama antar lembaga secara berkelanjutan;
d. memantapkan organisasi Institut dalam mencapai kinerja yang optimal untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan.
TUJUAN
a. mampu menciptakan dan mempresentasikan beragam gagasan ke dalam berbagai bentuk karya seni dan mempertanggungjawabkan secara etik, moral, dan akademik;
b. mampu mengkaji dan menganalisis beragam fenomena seni budaya;
c. mampu menyajikan karya seni secara kreatif, inovatif dan professional;
d. mampu mengembangkan kewirausahaan dalam mengelola kegiatan seni dan budaya.
Moto
Guna Widya Sewaka Satyam Siwam Sundaram yang berarti Dharma (kewajiban) ISI Denpasar adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan kebenaran, kejayaan, dan keindahan.
PEDOMAN
a. tujuan pendidikan nasional;
b. kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan;
c. kepentingan masyarakat;
d. memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.
Copyright@laptopku-laptopmu.blogspot.com
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar adalah sebuah lembaga pendidikan kesenian di bawah pembinaan Direkturat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. ISI Denpasar merupakan penggabungan dari dua lembaga pendidikan tinggi seni yang ada di Denpasar yaitu Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dan Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana. ISI Denpasar didirikan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia NO: 33 Tahun 2003, tertanggal 26 Mei 2003. Peresmian ISI Denpasar dilakukan oleh Mentri Pendidikan Nasional R.I. Prof. Drs. Abdul Malik Fadjar tanggal 28 Juli 2003.
Tanggung jawab dan tugas pokok
ISI Denpasar mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan, mengembangkan, dan meningkatkan mutu seni, serta nilai- nilai budaya bangsa Indonesia. Institut Seni Indonesia Denpasar meyakini seni dapat berfungsi menjaga keseimbangan hidup dan memperkokoh jati diri untuk menghadapi dampak globalisasi yang semata – mata berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
Pada hakikatnya penyelenggaraan Institut Seni Indonesia Denpasar bertujuan untuk melahirkan insan-insan akademik dan atau profesional, mampu mencipta, mengkaji dan menyajikan karya seni secara kreatif dan inovatif, sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam percaturan global, serta memiliki tanggung jawab secara etis dan moral dalam memajukan seni dan budaya bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Institut Seni Indonesia Denpasar selanjutnya disebut ISI Denpasar adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional.
Seiiring dengan diberlakukannya berbagai peraturan perundang-undangan yang melandasi penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010, Paradigma Baru Pendidikan Seni di Indonesia 2004, Institut Seni Indonesia Denpasar menjadi organisasi pembelajaran yang efisien, efektif, berkualitas dan akuntabel serta memiliki otonomi perguruan tinggi, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kebebasan kreativitas seni untuk mampu memberikan pencerahan dan kesejahteraan kepada umat manusia.
ISI Denpasar diselenggarakan dengan sifat objektif ilmu pengetahuan, kepekaan estetis, kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, yang dilaksanakan dengan penuh tangung jawab guna mencapai kebenaran dan nilai seni yang tinggi. Pola Ilmiah Pokok (PIP) ISI Denpasar merupakan pengkajian dan penciptaan seni tradisional dan modern.
Lambang ISI Denpasar
Logo ISI
ISI Denpasar memiliki lambang yang disebut Ciwa Nataraja yaitu perwujudan Ciwa sebagai dewa tertinggi pencipta seni. Sebagai dewa pencipta, keempat tangannya masing-masing memegang pustaka suci (simbol dari ilmu pengetahuan); alat musik (simbol dari seni dan budaya); genitri (simbol dari ikatan dan kekuatan ilmu pengetahuan); dan cemeti (simbol dari pemacu dan pengendali ilmu pengetahuan). Dewa Ciwa yang berdiri di atas sebuah teratai; ditopang oleh seekor kura-kura besar (sebagai simbol dari keseimbangan dunia). Teratai menggambarkan sinar suci Tuhan Yang Maha Esa, serta nimbus yang melingkarinya menggambarkan kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Warna dasar merah hati melambangkan kesungguhan dan kecintaan, serta warna keemasan yang terdapat pada lambang menggambarkan keagungan dari seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Bendera ISI
ISI Denpasar memiliki bendera dengan warna dasar merah hati, berukuran 3 (tiga) berbanding 2 (dua), lambang ISI Denpasar yang berwarna Kuning terletak ditengah-tengahnya. Bendera ISI Denpasar sebagaimana dipergunakan pada upacara akademik atau upacara lainnya yang sesuai.
Hymne, Mars ISI Denpasar, dan Tari Kebesaran
ISI Denpasar memiliki himne yang disebut Himne ISI Denpasar, lagu dan syair diciptakan oleh I Gusti Bagus Nyoman Pandji. Himne ISI Denpasar memiliki makna lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang membentuk manusia seutuhnya dengan kompetensi mencipta, mengkaji, membina, dan mengabdi pada seni budaya bangsa.
ISI Denpasar memiliki mars yang disebut Mars ISI Denpasar, lagu dan syair diciptakan oleh I Gusti Bagus Ngurah Arjana. Mars ISI Denpasar memiliki makna sebagai penggugah semangat civitas akademika ISI Denpasar untuk membangun budaya bangsa lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tari Siwa Nataraja
ISI Denpasar memiliki tari kebesaran yang disebut Ciwa Nataraja, Pencipta tari dan penata busana oleh N.L.N. Swasthi Widjaja Bandem, sedangkan penata iringannya oleh I Nyoman Windha. Tari kebesaran menggambarkan manifestasi Ciwa sebagai penari tertinggi yang menciptakan dunia lewat tari, Sebagai dewanya penari, Ciwa Nataraja secara terus menerus menari sehingga terciptanya ritme dan keteraturan dalam kosmos. Pancaran energi suci Ciwa , kemudian bersatu dan terciptalah alam semesta beserta isinya. Tarian Ciwa Nataraja ditarik oleh 9 (sembilan) orang penari, seorang berperan sebagai Ciwa, sedangkan 8 (delapan) orang penari lainnya merupakan simbol dari pancaran energi suci Ciwa. Tarian Ciwa Nataraja merupakan perpaduan antara elemen-elemen tari Bali dengan elemen-elemen tari bharata natyam, yang menyatu tidak terpisahkan.
Himne, mars dan Tari Kebesaran Ciwa Nataraja, hanya dipergunakan pada upacara akademik atau upacara pengesahan mahasiswa baru, wisuda, dies natalis, pengukuhan guru besar, pemberian gelar doktor kehormatan, pemberian tanda penghargaan dan upacara khusus lainnya.
VISI
Visi ISI Denpasar dalam waktu 10 tahun kedepan menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyajian, dan pembinaan seni yang unggul berwawasan kebangsaan demi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan perkembangan zaman.
MISI
a. menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas dalam rangka memunculkan dan mengembangkan pluralitas dan multikulturalitas budaya lokal dan nusantara agar memiliki daya saing dalam pencaturan global;
b. meningkatkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung pendidkan dan kemajuan seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi;
c. mengembangkan kerjasama antar lembaga secara berkelanjutan;
d. memantapkan organisasi Institut dalam mencapai kinerja yang optimal untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan.
TUJUAN
a. mampu menciptakan dan mempresentasikan beragam gagasan ke dalam berbagai bentuk karya seni dan mempertanggungjawabkan secara etik, moral, dan akademik;
b. mampu mengkaji dan menganalisis beragam fenomena seni budaya;
c. mampu menyajikan karya seni secara kreatif, inovatif dan professional;
d. mampu mengembangkan kewirausahaan dalam mengelola kegiatan seni dan budaya.
Moto
Guna Widya Sewaka Satyam Siwam Sundaram yang berarti Dharma (kewajiban) ISI Denpasar adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan kebenaran, kejayaan, dan keindahan.
PEDOMAN
a. tujuan pendidikan nasional;
b. kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan;
c. kepentingan masyarakat;
d. memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar