Dengan usia sekitar 14 tahun Aditya Dharma Putra layaknya baru kelas 1 SMA tetapi siapa sangka mahasiswa kelahiran Bekasi, 4 September 1996 itu menjadi mahasiswa termuda program teknik industri Unversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dia bersama 10.248 teman-temanya dari seluruh Indonesia, mulai menjalani sebagai mahasiswa dengan mengikuti orientasi kampus sejak Kamis (8/9).
Dia mengaku usianya 14 tahun 11 bulan 27 hari saat UGM mengumumkan dirinya diterima sebagai calon mahasiswa baru. "Teman-teman yang baru kenal saat pendaftaran ulang, umumnya tidak percaya jika saya baru usia 14 tahun," ujar dia di sela-sela mengikuti orientasi kampus di halaman Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Menurut dia UGM bukan perguruan tinggi yang diinginkan. Universitas Indonesia (UI) menjadi pilihan utamanya dengan pertimbangan dekat dengan rumah. Tetapi, gurunya menyarankan supaya dia ikut tes di UGM melalui jalur SNMPTN undangan dan diterima di fakultas teknik, bukan fakultas ekonomi sebagaimana yang diinginkan.
Walaupun bukan fakultas favoritnya, Aditya mengaku akan serius kuliah di bidang teknik dan menargetkan lulus dalam waktu 3,5 tahun. "Jika lulus bagus, saya ingin pergi ke Amerika, cari kerja di sana untuk mengangkat harkat orangtua dan adik saya," ujar dia.
Pria berkacamata minus tersebut mengaku menempuh program akselerasi sejak sejak SD dan SMP Alazhar serta SMA 1 Bekasi. Karena itu, dia mendapat "diskon" tiga tahun selama sekolah di tiga tingkatan tersebut.
Menurut dia kelas akselerasi dijalani dengan normal saja, belajar semampunya. "Saya jarang belajar. Kalau mau ulangan atau ujian, saya baru serius belajar."
Dalam kesehariannya, kata dia, bermain usai sekolah sebagaimana biasa teman-teman lain di kampung atau di sekolahnya. "Pikiran saya, program akselerasi kan supaya saya lebih cepat sekolah saja, tidak ada motivasi lain," ujar penggemar fiksi ilmiah.
Selama di SMA, dia mengaku mengambil jurusan IPA, tetapi dalam benaknya terbersit ingin menjadi ekonom. Karena itu, cita-citanya masuk kelas ekonomi di UI. Ketika diterima di teknik industri, dia sempat berpikir serius apa mau dijalani atau ditolak. Orangtuanya membujuk agar diterima saja karena teknik industri terdapat muatan kuliah ekonomi.
"Kata orang tua saya di jurusan teknik industri ada muatan pelajaran ekonominya. Ya saya akhirnya memutuskan untuk mengambil pilihan di jurusan itu,” kata dia.
Dia mengaku usianya 14 tahun 11 bulan 27 hari saat UGM mengumumkan dirinya diterima sebagai calon mahasiswa baru. "Teman-teman yang baru kenal saat pendaftaran ulang, umumnya tidak percaya jika saya baru usia 14 tahun," ujar dia di sela-sela mengikuti orientasi kampus di halaman Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Menurut dia UGM bukan perguruan tinggi yang diinginkan. Universitas Indonesia (UI) menjadi pilihan utamanya dengan pertimbangan dekat dengan rumah. Tetapi, gurunya menyarankan supaya dia ikut tes di UGM melalui jalur SNMPTN undangan dan diterima di fakultas teknik, bukan fakultas ekonomi sebagaimana yang diinginkan.
Walaupun bukan fakultas favoritnya, Aditya mengaku akan serius kuliah di bidang teknik dan menargetkan lulus dalam waktu 3,5 tahun. "Jika lulus bagus, saya ingin pergi ke Amerika, cari kerja di sana untuk mengangkat harkat orangtua dan adik saya," ujar dia.
Pria berkacamata minus tersebut mengaku menempuh program akselerasi sejak sejak SD dan SMP Alazhar serta SMA 1 Bekasi. Karena itu, dia mendapat "diskon" tiga tahun selama sekolah di tiga tingkatan tersebut.
Menurut dia kelas akselerasi dijalani dengan normal saja, belajar semampunya. "Saya jarang belajar. Kalau mau ulangan atau ujian, saya baru serius belajar."
Dalam kesehariannya, kata dia, bermain usai sekolah sebagaimana biasa teman-teman lain di kampung atau di sekolahnya. "Pikiran saya, program akselerasi kan supaya saya lebih cepat sekolah saja, tidak ada motivasi lain," ujar penggemar fiksi ilmiah.
Selama di SMA, dia mengaku mengambil jurusan IPA, tetapi dalam benaknya terbersit ingin menjadi ekonom. Karena itu, cita-citanya masuk kelas ekonomi di UI. Ketika diterima di teknik industri, dia sempat berpikir serius apa mau dijalani atau ditolak. Orangtuanya membujuk agar diterima saja karena teknik industri terdapat muatan kuliah ekonomi.
"Kata orang tua saya di jurusan teknik industri ada muatan pelajaran ekonominya. Ya saya akhirnya memutuskan untuk mengambil pilihan di jurusan itu,” kata dia.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar