UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Peraih Nilai UN SMA Tertinggi Nasional

Diposting oleh Unknown on Minggu, 27 Mei 2012

Untuk tahun 2012 Peraih Nilai UN SMA Tertinggi Nasional adalah Triawati Octavia dari Kuningan Jawa Barat. Padahal prestasi akademiknya di SMAN 2 Kuningan, Jabar tergolong biasa saja. Bahkan, Triawati Octavia belum pernah juara kelas. Prestasi tertingginya adalah menembus 15 besar di kelas. Namun, saat hasil ujian nasional (unas) SMA diumumkan 26/5, dia berhasil menempati peringkat pertama nasional. Bagaimana keseharian Triawati?

TAK ada yang menyangka bahwa Triawati Octavia, siswa kelas XII IPA 5 SMAN 2 Kuningan akan menjadi peraih nilai tertinggi unas se-Indonesia. Begitu juga halnya dengan Tria ‚sapaan akrab Triawati. Remaja yang tak suka menonton TV itu mengatakan sama sekali tidak pernah berpikir bisa meraih hasil unas sedemikian fenomenal. Hasil unas yang di luar dugaannya itu membuat namanya mendadak terkenal di seantero Kuningan, bahkan nasional.


Sepintas tidak ada yang istimewa dari diri Triawati. Jika dibandingkan dengan rekan-rekannya yang selalu juara kelas, prestasi Tria tak ada apa-apanya. Pihak sekolah sendiri menganggap prestasi akademik Tria biasa-biasa saja seperti kebanyakan siswa yang lain. Malah, tak pernah sekali pun Tria menembus posisi tiga besar di kelasnya. Tak mengherankan jika pihak sekolah juga nyaris tidak percaya bahwa Tria bisa meraih hasil unas tertinggi se-Indonesia.

Mencari rumah Tria tak terlalu sulit. Letaknya di pinggir jalan raya Kuningan–Cikijing. Tria tinggal di RT 05, RW 02, Dusun Cinangsi, Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kuningan. Dari pusat kota hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Rumah remaja berlesung pipit itu cukup sederhana.

Di rumah dua lantai bercat kuning itu, Tria tinggal bersama dua orang tuanya, Drs Syahrul Arifin dan Hj Uhintawati AmKeb. Dua kakaknya sudah bekerja sebagai PNS di DKI Jakarta. Di kamar depan rumahnya dijadikan tempat praktik sang ibu sebagai bidan. Sedangkan sang ayah, Syahrul, adalah pegawai Kecamatan Darma.

Tria yang kemarin diantar pulang oleh beberapa guru dan wali kelasnya langsung dipeluk sang ibunda, Uhintawati. Perempuan berjilbab itu terlihat bangga atas hasil spektakuler yang dicatatkan anak ketiganya itu.

Sepuluh menit kemudian Syahrul datang dan langsung memeluk putri kesayangannya tersebut. Suasana haru terjadi dalam sekejap.

"Saya sama sekali tak menyangka putri saya bisa meraih hasil yang sangat membanggakan. Apalagi, selama ini prestasi di sekolahnya biasa-biasa saja. Saya awalnya hanya mengharapkan Tria lulus sekolah dengan hasil memuaskan dan tak pernah terbayangkan bisa meraih nilai unas tertinggi se-Indonesia. Saya dan juga ibunya Tria benar-benar kaget begitu membaca koran Radar Cirebon yang memuat nama anak saya sebagai peraih nilai unas tertinggi se-Indonesia," papar Syahrul dengan suara terbata-bata.


"Pagi-pagi saat berada di kantor, teman-teman bilang bahwa anak saya meraih nilai tertinggi unas. Saya lalu nyari beritanya. Ternyata benar, nama anak saya tercantum. Saya masih tak percaya. Kemudian, dari SMAN 2 Kuningan ngasih kabar bahwa anak saya memang meraih nilai unas tertinggi. Itu baru saya percaya. Ini semua karunia dari Allah SWT," sambung Syahrul.

Dia menceritakan bagaimana keseharian keluarganya. Kepada anaknya, Syahrul dan Uhintawati bersikap tegas. Saat belajar, Tria dilarang menonton TV atau keluar malam. Saking tegasnya, Syahrul melarang putri kesayangannya itu main Facebook. Apalagi, saat pelaksanaan unas, dia dan istrinya benar-benar mengawasi putrinya belajar.

Disiplin yang ketat, rupanya, membuahkan hasil. "Mungkin saya dan istri saya terlalu tegas terhadap anak karena sangat ingin melihat dia (Tria, Red) lulus dari sekolahnya. Itu saja," kata Syahrul.

Selain soal belajar, Syahrul selalu meminta anaknya salat Duha dan salat malam. Sikap tegas dua orang tuanya itu diakui Tria. Remaja cantik tersebut mengatakan, dua orang tuanya sangat tegas.

"Papah dan Mamah sangat tegas. Tapi, saya mematuhi karena ingin meraih masa depan yang baik. Saya hanya berusaha belajar yang baik dan tak pernah terpikirkan bisa meraih nilai ujian nasional tertinggi se-Indonesia," tutur Tria yang memiliki obsesi menjadi dokter itu.

Dari sisi ekonomi, Tria termasuk beruntung. Keluarganya tergolong mapan. Dua orang tuanya adalah PNS. Syahrul menjabat Kasikesra di Kantor Kecamatan Darma dan ibunya bekerja di Puskesmas Darma. Satu unit mobil Kijang terparkir di garasi rumahnya.

Meski ekonominya mapan, Syahrul dan Uhintawati memilih hidup sederhana. Tak ada barang mewah di dalam rumahnya. Kursi di ruang tamu pun seperti kebanyakan milik warga di desanya. Bahkan, satu set kursi model lama tertata di ruang tengah keluarga harmonis tersebut.

Wali kelas XII IPA 5 SMAN 2 Kuningan Drs Raindra menyebutkan, prestasi Tria di kelas biasa-biasa saja. Di kelasnya tidak begitu menonjol dan bukan juara kelas. Dia hanya pernah masuk 15 besar di kelas.

Namun, Raindra mengungkapkan bahwa Tria memiliki kelebihan. Terutama dari sisi ketekunan dan kerajinan belajar. Motivasi belajarnya tinggi serta menunjukkan sikap yang sopan dan santun.

"Mungkin karena dia merasa enjoy ketika mengerjakan soal unas. Didorong pula dengan rajin beribadah seperti puasa Senin-Kamis dan salat Duha," tuturnya diamini Kepala SMAN 2 Kuningan Drs Bambang Sri Sadono MPd.

Sebagai wali kelas sekaligus guru kimia, Raindra tahu betul keseharian Tria. Setiap dirinya memberikan tugas, gadis kelahiran 28 Oktober 1993 tersebut mengerjakan dengan baik. Raindra pun menyatakan salut atas besarnya motivasi dua orang tua Tria.

"Sewaktu unas, saya sempat menanyakan kepada Tria bagaimana dorongan orang tuanya. Dia menjawab, mamahnya rajin puasa selama unas dilangsungkan," ujarnya.

Indra, sapaan akrab Raindra, menilai suasana keluarga Tria cukup kondusif dalam mendidik putrinya. Suasana tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar Triawati. Beban psikologis yang ditanggung seluruh peserta unas mampu diempaskan berkat dukungan orang tuanya.

Data yang diperoleh Radar Cirebon (Jawa Pos Group) menyebutkan, nilai enam mata pelajaran unas yang didapat Tria di atas 9. Bahkan, khusus mata pelajaran kimia, gadis yang berjilbab itu mendapat nilai 10. Rata-rata nilai unas murni untuk enam mata pelajaran adalah 9,77.

Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Tria memperoleh nilai 9,8. Nilai itu sama dengan mata pelajaran bahasa Inggris. Sedangkan untuk matematika, dia berhasil mendapat nilai 9,75, sama dengan pelajaran fisika. Paling kecil nilai Tria adalah mata pelajaran biologi, yakni 9,5. Jika ditotal, nilainya 58,60.

Kemarin Tria terlihat gembira, namun tetap tenang. Kepada Radar Cirebon, siswi yang aktif di OSIS dan palang merah remaja (PMR) itu tak lupa bersyukur kepada Allah SWT. Dia sangat berterima kasih kepada dua orang tuanya, para guru, serta teman-teman yang berjuang bareng ketika menghadapi unas.

Tria mengaku sangat kaget. Sebab, di antara sekian banyak teman, banyak yang lebih pintar daripada dirinya. Bahkan, dia kerap belajar dari teman-teman yang lebih pintar. "Aku kaget pas dengar kabar itu. Kayaknya enggak mungkin," ucapnya.

Ditanya rencana selepas lulus SMA, Tria ingin meneruskan kuliah di UI (Universitas Indonesia). Fakultas yang diincarnya adalah ilmu kesehatan masyarakat dengan jurusan manajemen rumah sakit. Gadis kalem itu bercita-cita ingin menjadi manajer rumah sakit.

Sebetulnya saat ini dia sudah diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Namun, hal itu belum diputuskan karena masih ada waktu registrasi hingga Juni mendatang. Berbicara tentang kiat belajar, Tria mengatakan sama dengan teman-teman yang lain. Intinya adalah berdoa dan berusaha. Kala menghadapi unas, dia mempunyai tips khusus, yakni memacu semangat belajar dan tidak berleha-leha.

"Sebenarnya waktu mau unas aku deg-degan, kayak temen-temen lainnya. Tapi, alhamdulillah, waktu itu Papah dan Mamah serta para guru yakinin aku sehingga mampu mengurangi rasa gusar," tutur siswi yang menilai fisika sebagai mata pelajaran sulit tersebut.
More aboutPeraih Nilai UN SMA Tertinggi Nasional

Opera Pendidikan dalam UN

Diposting oleh Unknown on Senin, 21 Mei 2012

Pengamat pendidikan Elin Driana, menilai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tidak terbukti meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. UN justru mereduksi kurikulum sekolah dan proses belajar mengajar pada beberapa mata pelajaran saja. Disamping itu ujian nasional dipandang meningkatkan kecemasan siswa, uji petik psikologis menunjukkan, 79,1 persen siswa sekolah menengah atas peserta ujian nasional cemas menghadapi ujian ini.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh bahwa kecemasan siswa wajar dan justru bagus kalau bisa mendongkrak semangat belajar siswa.

Mendikbud tidak salah. Namun, kenyataannya dalam praktik pelaksanaan ujian nasional (UN) para peserta bukan hanya cemas. Mereka bahkan ada yang tak peduli dan apatis. Ini karena sejak awal peserta didik dipaksa dan diarahkan terus-menerus agar memperoleh nilai bagus dan lulus.

Anak kehilangan makna dan tujuan pendidikan: membuat dirinya bangga dan berharga sebagai manusia. Falsafah pendidikan klasik non scholae sed vitae discimus (kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup) seakan tak punya makna dan arti lagi. Setiap guru bersama pengayom pendidikan lain hanya mengarahkan siswa agar lulus. Dapat ditebak bahwa hasilnya adalah siswa memang mendapat nilai bagus di atas kertas, tetapi miskin kualitas praktik kehidupan dan karakter.


Maka, terjadilah opera saat pelaksanaan UN. Dalam opera permainan diatur dan dilatih sedemikian rupa agar kisahnya yang berkaitan dengan kehidupan nyata bisa mengundang kekaguman penonton. Dalam pertemuan formal dengan beberapa kepala sekolah di Sumatera Utara, mereka mengaku dipaksa mengikuti segala upaya untuk menekan angka ketidaklulusan.

Opera pelaksanaan UN dimulai dengan skenario: para kepala sekolah dikumpulkan oleh oknum dari dinas pendidikan. Mereka mendapat pengarahan yang sangat jelas mengenai kerja sama antarguru pengawas dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain. Hasilnya, saat pelaksanaan UN semua guru yang menjadi pengawas tampil dengan wajah seram.
Di setiap sudut sekolah dan ruangan terpampang tulisan: ”Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Tertanda BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)”. Formalitas semakin hebat dengan hadirnya polisi di tempat ujian diselenggarakan. Setiap lembar soal dan jawaban dikawal polisi sampai ke ibu kota kabupaten dan dari sana dikawal ke tempat pemeriksaan akhir.

Aneh dan sangat memalukan bahwa ujian akhir untuk tingkat SMP dan SMA saja harus dijaga polisi. Kehadiran polisi saat UN bagi saya adalah bentuk penghinaan kepada guru dan dinas pendidikan. Kehadiran polisi pada pelaksanaan UN jelas menunjukkan bahwa guru dan para pengayom di dinas pendidikan tak dapat lagi dipercaya. Kalau guru dan mereka yang terlibat dalam urusan pendidikan tidak dapat lagi dipercaya, mau dibawa ke mana bangsa ini?

Opera ini makin menakjubkan pada hari-H pelaksanaan ujian. Sang sutradara memantau dengan sangat ketat dan sistematis. Para kepala sekolah dan guru yang menjadi pemain lapangan menjalankan tugas dengan sangat cermat. Para peserta UN sebagai obyek dan sekaligus pemain tinggal ternganga, diam tak bersuara, karena mereka bagian yang ”diuntungkan”.

Dalam keheningan pelan-pelan kertas jawaban dibagikan. Dari 50 soal, yang sudah diberi jawaban 38 hingga 40. Maka, dapat ditebak bahwa tanpa menjawab soal yang 10 lagi, peserta UN sudah pasti lulus dengan nilai tinggi. Kalau jawaban ini bisa sampai kepada para peserta ujian, pasti karena sudah ada permainan yang ditata rapi.

Sayang, opera pendidikan dalam UN ini sepi penonton. Mungkin karena mereka sudah sangat bosan dan tak ada artinya lagi mengkritik. Toh, pemerintah akan berargumentasi secara logis dan terang-benderang. Maklum mereka rata-rata berlatar belakang pendidikan master, doktor, dan profesor. Bahkan, Jusuf Kalla, mantan orang nomor dua di republik ini dan tergolong orang pintar, ikut membela UN.

Bila kita berpikir secara jernih, UN dengan materi untuk ukuran anak yang sekolah di kota besar dan pendidik profesional sangatlah tidak seimbang untuk siswa yang tinggal di pelosok dengan fasilitas sederhana dan guru yang biasa pula. Seharusnya pemerintah membagi soal ujian dalam tiga kategori, yakni untuk kota besar/metropolitan, kota kecil, dan daerah terpencil.

Substansi pendidikan

Pendidikan itu suci. Ia memiliki kuasa sakramental dalam rahimnya. Ia mampu menyentuh sisi terdalam kehidupan manusia dan mentransformasikannya. Dosa utama dari institusi pendidikan adalah mengaborsi pendidikan dari rahim pendidikan.

Sekularisasi dan fragmentasi hidup postmodern sepintas menyamakan pendidikan dan persekolah, padahal hakikat pendidikan itu berbeda dengan persekolahan. Pendidikan adalah substansi dan isi pengetahuan, sementara persekolahan adalah sistem, sarana, dan gedung.

Cukup sering sarana memberikan bantuan. Namun, dalam beberapa dekade ini, dalam banyak kasus, sekolah dengan segala persyaratannya: sepatu, buku, administrasi, uang gedung, ijazah, dan masih banyak aksesori lain yang lebih banyak mengganggu pendidikan daripada membantu (Sindhunata, ”Angsa yang Kesepian” dalam majalah Basis, Juli-Agustus 2007).

Pendidikan yang berkualitas digapai dengan kemampuan membangun dialog yang sehat dan benar antara pemangku pendidikan, guru, dan peserta didik. Peter C Hodgson, seorang teolog dan sekaligus ahli pendidikan, menawarkan pendidikan yang mengedepankan dialog dan bukan monolog.

Ia menolak cara-cara otoriter dalam pendidikan. Dalam pandangan Hodgson, pendidikan harus menyingkapkan kebenaran dan menyelamatkan umat manusia dari kesesatan (the darkness of error) dan berhala (idolatry) dengan menebus budi, tetapi tidak menggusurnya.

Kejahatan yang disebabkan oleh akal budi perlu diterangi. Semua ini membutuhkan adanya kerja sama. Kerja sama dan solidaritas menjadi inti pendidikan. Untuk itu, pendidikan perlu terus-menerus menerapkan prinsip 3C: competency, compassion, conscience.

Competency artinya punya kemampuan yang dapat diandalkan dan berdaya guna karena memiliki pengetahuan. Compassion artinya peserta didik dilatih untuk berempati kepada orang lain. Conscience artinya memiliki kesadaran moral otonom.

Keberhasilan menanamkan prinsip tiga C dalam pendidikan pada akhirnya akan melahirkan dan menciptakan anak didik yang memiliki ilmu pengetahuan dan sekaligus berkarakter.

Kita mengharapkan setiap anak didik yang dididik di lembaga pendidikan resmi tumbuh menjadi manusia berkarakter, dalam arti memiliki kepribadian yang tangguh. Agar berkarakter, setiap anak didik perlu didorong untuk disiplin, dikondisikan untuk tidak mencontek, bermental juara tetapi bukan harus juara dan bahkan jiwa seni mereka pun dikembangkan.

Pendidikan karakter ini juga bertujuan untuk memberikan visi etis kepada peserta didik. Pendidikan yang mengabaikan pembentukan visi etis dikhawatirkan hanya akan menjadi proses pemindahan pengetahuan yang tidak berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.

Sumber :
Kompas
Metro TV News
More aboutOpera Pendidikan dalam UN

Matematika IPA Untuk Persiapan Menghadapi SNMPTN

Diposting oleh Unknown

Kemarin sudah saya posting mengenai Matematika Dasar. Untuk melengkapi, kali ini saya posting mengenai Matematika IPA untuk persiapan menghadapi SNMPTN. Seperti halnya Matematika Dasar, Matematika IPA ini disusun per bab, sehingga memudahkan Anda untuk berlatih materi mana yang Anda kehendaki. Langsung saja download Matematika IPA untuk persiapan SNMPTN
More aboutMatematika IPA Untuk Persiapan Menghadapi SNMPTN

Matematika Dasar Untuk Persiapan SNMPTN 2012

Diposting oleh Unknown on Minggu, 20 Mei 2012

Matematika dasar adalah salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam SNMPTN 2012. Untuk itu perlu dilatih kemampuan Anda yang tahun ini akan mengikuti SNMPTN 2012. Tidak semua materi matematika dasar diperoleh di SMA/MA. Silakan Anda download Matematika Dasar SNMPTN 2012.
More aboutMatematika Dasar Untuk Persiapan SNMPTN 2012

Peta Konsep Matematika Lengkap

Diposting oleh Unknown


Salah satu cara untuk memudahkan pemahaman materi matematika adalah dengan metode peta konsep, yaitu ringkasan materi dan hubungan-hubungannya dalam bentuk skema. Berikut ini saya berikan peta konsep lengkap materi matematika sekolah menengah. Peta konsep ini seluruhnya saya ambilkan dari situs yang sangat bagus, yaitu mathsolar.com. Anda dapat membaca online peta konsep ini atau juga dapat Anda download untuk dibaca secara offline


1. Bangun Datar

2. Barisan dan Deret

3. Bentuk Akar

4. Dimensi 3

5. Eksponen

6. Garis dan Parabola

7. Himpunan

8. Integral

9. Limit

10. Lingkaran

11. Logaritma

12. Logika

13. Matriks

14. Peluang

15. Persamaan Kuadrat

16. Pertidaksamaan

17. Program Linear

18. Relasi dan Fungsi

19. Statistika

20. Suku Banyak

21. Transformasi

22. Trigonometri

23. Turunan

24. Vektor


More aboutPeta Konsep Matematika Lengkap

Peta Konsep Himpunan

Diposting oleh Unknown on Sabtu, 19 Mei 2012

Ringkasan materi himpunan dalam bentuk Peta Konsep



More aboutPeta Konsep Himpunan

Kumpulan Soal Matematika Untuk Persiapan Ulangan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012

Diposting oleh Unknown on Jumat, 18 Mei 2012

Kelas XII sudah selesai melaksanakan UN (Ujian Nasional). Kini tinggal kelas X dan XI akan segera melaksanakan ulangan umum semester genap. Agar mendapatkan nilai yang bagus tentu tidak ada jalan lain, selain belajar. Untuk keperluan persiapan ulangan umum semester genap tahun pelajaran 2011/2012, Anda saya berikan kumpulan soal Matematika dari kelas X hingga kelas XII, Anda tinggal memilih soal mana yang diperlukan untuk latihan. Untuk kelas X Anda bisa pilih Soal Matematika IPA, selanjutnya pilih materi yang sesuai untuk Anda download.
More aboutKumpulan Soal Matematika Untuk Persiapan Ulangan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012

DPR : Nilai UN Belum Layak Jadi Tiket Masuk PTN

Diposting oleh Unknown on Selasa, 08 Mei 2012

Masih banyaknya persoalan terkait penyelenggaraan dan hasil ujian nasional (UN) dinilai memicu keraguan terhadap kredibilitas UN. Karena itu rencana pemerintah untuk mengintegrasikan hasil UN sebagai syarat seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN perlu dikaji secara cermat.

Menurut Raihan Iskandar, anggota Komisi X DPR, masih ada keraguan pada kredibilitas UN sendiri. "Selama masih terjadi berbagai kecurangan dalam penyelenggaraan UN, kredibilitas hasil dari UN patut dipertanyakan dan belum layak dijadikan tiket masuk ke PTN," katanya di Jakarta, Selasa (8/5/2012).


Apalagi, kata dia, dengan keragaman sekolah-sekolah yang ada, baik dari segi sarana dan prasarana maupun kualitasnya, berpengaruh terhadap kualitas peserta didiknya. Jadi, menurut dia, jika UN dijadikan tiket masuk ke PTN, hanya sekolah-sekolah tertentu yang memiliki peluang besar untuk diterima di PTN.

Selanjutnya, pemerintah juga dinilai perlu mengkaji potensi munculnya "mark up" nilai UN (nilai rapor) ulah sekolah-sekolah yang memiliki kualitas rendah. Karena akan ada pertanyaan besar pada kualitas siswa yang diterima di PTN jika nilai sekolah sama-sama tidak kredibel dengan hasil UN.

"Oleh karena itu, untuk mencegah munculnya praktik "mark up" nilai sekolah, pemerintah perlu membuat aturan sanksinya. Dengan demikian, tiap sekolah nantinya tidak sembarangan meng-upgrade nilai sekolah siswa mereka," ujarnya.

Selain itu, politikus dari Fraksi PKS ini menambahkan, secara teknis mekanisme SNMPTN selama ini menerima pendaftaran bagi siswa yang lulus di tahun sebelumnya. Jika pemerintah memberlakukan UN sebagai seleksi masuk PTN, menurut dia, pemerintah harus membuka peluang pendidikan vokasi bagi siswa yang tahun sebelumnya tidak lulus PTN dan bermaksud mengikuti seleksi masuk PTN kembali.

"Jadi, banyak hal yang perlu dikaji secara cermat oleh pemerintah sebelum memberlakukan kebijakan ini untuk menghindari implikasi negatif," pungkasnya.

Seperti diberitakan, mulai 2013 pemerintah akan menjadikan jalur undangan sebagai satu-satunya pintu masuk PTN. Jalur undangan sendiri bisa didapatkan dari gabungan nilai sekolah dengan hasil UN. Selain untuk mengusung semangat integrasi pendidikan menengah ke pendidikn tinggi, kebijakan ini dinilai lebih efisien dari segi pendanaan dan pelaksanaannya.
More aboutDPR : Nilai UN Belum Layak Jadi Tiket Masuk PTN
Flag Counter