Jalur USMI yang dulu bernama PMDK IPB mulai diperkenalkan ke SLTA-SLTA seluruh propinsi di Indonesia dan sekolah Indonesia di luar negeri untuk seleksi calon mahaiswa baru IPB tahun akademik 1989/1990, sedangkan konsep dan gagasan dasarnya dengan cara mengundang peringkat 25 persen terbaik di dalam kelas siswa – pelamar yang masih duduk di kelas 12 SLTA telah mulai dirintis IPB sejak tahun 1974. Menapaki usianya yang semakin dewasa ini, 22 tahun untuk periode seleksi calon mahasiswa baru tahun akademik 2010/2011, aktifitas kegiatan pelaksanaan jalur USMI selalu tumbuh mengikuti dinamika dan tuntutan perkembangan lingkungan dunia pendidikan dan kehidupan.
Dalam beberapa tahun akademik terakhir ini ada sekitar sembilan belas ribuan pelamar melalui berbagai jalur seleksi untuk menjadi mahasiswa baru program pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor, yang menyediakan sebanyak 36 mayor (bidang studi) termasuk mayor Ilmu Ekonomi Syariah yang baru diperkenalkan pada akhir kuartal pertama tahun 2010. Sejak tahun akademik 2009/2010 ada 5 pola seleksi terhadap pelamar program pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menjaring sekitar 3400 orang mahasiswa baru dengan potensi akademik dan kepribadian terbaik serta menjadikan IPB sebagai prioritas utama untuk menimba ilmu dan dengan tingkat kegagalan menyelesaikan studi diupayakan minimal. Empat pola seleksi dikelola IPB secara mandiri : Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), Prestasi Internasional dan Nasional (PIN), Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dan Ujian Talenta Mandiri (UTM-IPB); perkiraan daya tampung jalur USMI, BUD, dan UTM-IPB masing-masing sekitar 7,5-8, dan 10 persen dari daya tampung IPB, sedangkan jalur PIN sekitar belasan orang. Satu pola seleksi dikelola bersama dengan seluruh perguruan tinggi negeri untuk menjaring mahasiswa baru semua perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia, yang saat ini dikenal dengan sebutan Seleksi Nasional Masuk Pergurun Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan perkiraan daya tampung sebesar 15 persen.
Kinerja SLTA di IPB
Salah satu parameter atau indikator agar sekolah selalu berupaya mendorong para lulusannya yang terbaik menjadi mahasiswa baru IPB ialah dengan mengevaluasi kinerja atau performans setiap SLTA yang alumninya pernah kuliah di IPB, khususnya pada tahun pertama di IPB, yang lebih dikenal sebagai program Tingkat Persiapan Bersama IPB (TPB-IPB) sehingga pada gilirannya tingkat kegagalan hasil seleksi melalui rapor dan rekomendasi dari sekolah menjadi minimal. Kinerja setiap sekolah adalah gambaran kuantitas dan kualitas alumni sekolah tersebut yang tergolong berhasil menempuh pendidikan di TPB-IPB, terepresentasikan oleh proporsi mereka dengan IPK ≥ 2.1 dalam skala 0-4 dan ada lulusannya dengan IPK ≥ 3.5 dalam setiap tahun akademik. Kinerja setiap sekolah terangkum dalam suatu direktori, yang dikenal dengan sebutan Peringkat Riwayat Akademik Sekolah di IPB (PERAK SLTA – IPB). IPB berupaya secara konsisten menginplementasikan parameter ini sebagai salah satu acuan induk untuk menetapkan kuantitas calon mahasiswa baru pada proses seleksi di tahun akademik berikutnnya menjadi bertambah, ataukah berkurang secara proporsional, ataukah konstan dibandingkan dengan kuantitas hasil seleksi di tahun akademik sebelumnya dengan memperhatikan riwayat tingkat kinerja sekolah tersebut di masa lalu yang tercermin pada tren peringkat atau kategori sekolah dalam PERAK SLTA-IPB berskala A sampai D, dan tanpa kategori.
Keterandalan Evaluasi Kontinu Proses Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu proses yang kontinu, keberhasilan siswa pada jenjang pendidikan sebelumnya merupakan suatu modal dasar untuk mencapai keberhasilan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu pelamar jalur ini merupakan siswa (-siswi) yang sedang duduk di bangku semester pertama kelas 12 SLTA yang tersebar paad semua propinsi di Indonesia (ada sebanyak 32 propinsi) dan sekolah Indonesia di luar negeri. Pola seleksi jalur ini ialah dengan cara mencermati dan menganalisis nilai rapor siswa-pelamar pada dua tahun pertama di bangku SLTA dan rekomendasi kepala sekolah tentang potensi akademiknya dan kepribadiannya serta beracuan pada kinerja sekolah dengan PERAK SLTA-IPB sebagai representasi dari tren riwayat kinerja sekolah di TPB-IPB. Sampai saat ini kualitas dan tingkat keterandalan atau keakuratan berkas data lamaran siswa yang disampaikan oleh sekolah tergolong memadai untuk memenuhi asumsi dasar keberhasilan pola seleksi jalur ini berupa kejujuran guru sebagai insane pendidik yang selalu menjunjung tinggi kehormatan diri di atas segala tujuan yang ingin dicapai dalam melengkapi persyaratan dan berkas lamaran siswanya.
Kebhinekaan Populasi Mahasiswa IPB
Harapan akan hadirnya kebhinekaan populasi mahasiswa IPB pada setiap angkatan untuk mempresentasikan miniatur penduduk Indonesia, dalam pengertian berupaya secara proporsional selalu ada mahasiswa baru yang berasal dari SLTA di setiap propinsi di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tidak mudah terpenuhi melalui jalur seleksi dengan ujian tertulis. Dalam hal ini pola seleksi jalur USMI sangat menaruh perhatian pada prinsip keadilan dalam menikmati kesempatan memperoleh pendidikan yang terbaik bagi setiap lulusan SLTA di seluruh pelosok tanah air dari aspek daerah asal SLTA siswa – pelamar dalam situasi ketimpangan kualitas dan fasilitas pendidikan di tanah air, khususnya antara wilayah pulau Jawa dan Luar pulau Jawa. Selama ini ada sekitar 25 persen pelamar USMI berasal dari Luar pulau Jawa dan sekitar 70 persen di antaranya berasal dari sekolah dengan kinerja terbaik, sedangkan persentasi sekolah semacam ini ada sekitar 30 persen. Kearifan penggunaan parameter kinerja sekolah dalam PERAK SLTA-IPB sebagai acuan sebaran daerah asal sekolah dan prioritas pilihan mayor dari pelamar dalam proses seleksi terhadap mereka telah memungkinkan sekitar 25 persen calon mahasiswa baru USMI terjaring dari luar Pulau Jawa. Lebih dari itu pelamar yang merupakan putra dari daerah “terpencil” kawasan Timur Indonesia akan mendapat perhatian khusus. Perkuliahan alih tahun mata kuliah matematika atau yang lainnya selam sekitar 6-7 minggu (pada bulan Juli-Agustus) sebelum dimulainya semester regular di IPB tampaknya dapat membekali dan member kesempatan mereka untuk beradaptasi dengan proses pendidikan dengan standar nasional yang berkualitas terbaik.
Mulai Tahun 2011, Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur USMI diintegrasikan menjadi SNMPTN Jalur Undangan.
Persyaratan SNMPTN Jalur Undangan IPB
A. Persyaratan Sekolah
Dalam beberapa tahun akademik terakhir ini ada sekitar sembilan belas ribuan pelamar melalui berbagai jalur seleksi untuk menjadi mahasiswa baru program pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor, yang menyediakan sebanyak 36 mayor (bidang studi) termasuk mayor Ilmu Ekonomi Syariah yang baru diperkenalkan pada akhir kuartal pertama tahun 2010. Sejak tahun akademik 2009/2010 ada 5 pola seleksi terhadap pelamar program pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menjaring sekitar 3400 orang mahasiswa baru dengan potensi akademik dan kepribadian terbaik serta menjadikan IPB sebagai prioritas utama untuk menimba ilmu dan dengan tingkat kegagalan menyelesaikan studi diupayakan minimal. Empat pola seleksi dikelola IPB secara mandiri : Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), Prestasi Internasional dan Nasional (PIN), Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dan Ujian Talenta Mandiri (UTM-IPB); perkiraan daya tampung jalur USMI, BUD, dan UTM-IPB masing-masing sekitar 7,5-8, dan 10 persen dari daya tampung IPB, sedangkan jalur PIN sekitar belasan orang. Satu pola seleksi dikelola bersama dengan seluruh perguruan tinggi negeri untuk menjaring mahasiswa baru semua perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia, yang saat ini dikenal dengan sebutan Seleksi Nasional Masuk Pergurun Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan perkiraan daya tampung sebesar 15 persen.
Kinerja SLTA di IPB
Salah satu parameter atau indikator agar sekolah selalu berupaya mendorong para lulusannya yang terbaik menjadi mahasiswa baru IPB ialah dengan mengevaluasi kinerja atau performans setiap SLTA yang alumninya pernah kuliah di IPB, khususnya pada tahun pertama di IPB, yang lebih dikenal sebagai program Tingkat Persiapan Bersama IPB (TPB-IPB) sehingga pada gilirannya tingkat kegagalan hasil seleksi melalui rapor dan rekomendasi dari sekolah menjadi minimal. Kinerja setiap sekolah adalah gambaran kuantitas dan kualitas alumni sekolah tersebut yang tergolong berhasil menempuh pendidikan di TPB-IPB, terepresentasikan oleh proporsi mereka dengan IPK ≥ 2.1 dalam skala 0-4 dan ada lulusannya dengan IPK ≥ 3.5 dalam setiap tahun akademik. Kinerja setiap sekolah terangkum dalam suatu direktori, yang dikenal dengan sebutan Peringkat Riwayat Akademik Sekolah di IPB (PERAK SLTA – IPB). IPB berupaya secara konsisten menginplementasikan parameter ini sebagai salah satu acuan induk untuk menetapkan kuantitas calon mahasiswa baru pada proses seleksi di tahun akademik berikutnnya menjadi bertambah, ataukah berkurang secara proporsional, ataukah konstan dibandingkan dengan kuantitas hasil seleksi di tahun akademik sebelumnya dengan memperhatikan riwayat tingkat kinerja sekolah tersebut di masa lalu yang tercermin pada tren peringkat atau kategori sekolah dalam PERAK SLTA-IPB berskala A sampai D, dan tanpa kategori.
Keterandalan Evaluasi Kontinu Proses Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu proses yang kontinu, keberhasilan siswa pada jenjang pendidikan sebelumnya merupakan suatu modal dasar untuk mencapai keberhasilan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu pelamar jalur ini merupakan siswa (-siswi) yang sedang duduk di bangku semester pertama kelas 12 SLTA yang tersebar paad semua propinsi di Indonesia (ada sebanyak 32 propinsi) dan sekolah Indonesia di luar negeri. Pola seleksi jalur ini ialah dengan cara mencermati dan menganalisis nilai rapor siswa-pelamar pada dua tahun pertama di bangku SLTA dan rekomendasi kepala sekolah tentang potensi akademiknya dan kepribadiannya serta beracuan pada kinerja sekolah dengan PERAK SLTA-IPB sebagai representasi dari tren riwayat kinerja sekolah di TPB-IPB. Sampai saat ini kualitas dan tingkat keterandalan atau keakuratan berkas data lamaran siswa yang disampaikan oleh sekolah tergolong memadai untuk memenuhi asumsi dasar keberhasilan pola seleksi jalur ini berupa kejujuran guru sebagai insane pendidik yang selalu menjunjung tinggi kehormatan diri di atas segala tujuan yang ingin dicapai dalam melengkapi persyaratan dan berkas lamaran siswanya.
Kebhinekaan Populasi Mahasiswa IPB
Harapan akan hadirnya kebhinekaan populasi mahasiswa IPB pada setiap angkatan untuk mempresentasikan miniatur penduduk Indonesia, dalam pengertian berupaya secara proporsional selalu ada mahasiswa baru yang berasal dari SLTA di setiap propinsi di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tidak mudah terpenuhi melalui jalur seleksi dengan ujian tertulis. Dalam hal ini pola seleksi jalur USMI sangat menaruh perhatian pada prinsip keadilan dalam menikmati kesempatan memperoleh pendidikan yang terbaik bagi setiap lulusan SLTA di seluruh pelosok tanah air dari aspek daerah asal SLTA siswa – pelamar dalam situasi ketimpangan kualitas dan fasilitas pendidikan di tanah air, khususnya antara wilayah pulau Jawa dan Luar pulau Jawa. Selama ini ada sekitar 25 persen pelamar USMI berasal dari Luar pulau Jawa dan sekitar 70 persen di antaranya berasal dari sekolah dengan kinerja terbaik, sedangkan persentasi sekolah semacam ini ada sekitar 30 persen. Kearifan penggunaan parameter kinerja sekolah dalam PERAK SLTA-IPB sebagai acuan sebaran daerah asal sekolah dan prioritas pilihan mayor dari pelamar dalam proses seleksi terhadap mereka telah memungkinkan sekitar 25 persen calon mahasiswa baru USMI terjaring dari luar Pulau Jawa. Lebih dari itu pelamar yang merupakan putra dari daerah “terpencil” kawasan Timur Indonesia akan mendapat perhatian khusus. Perkuliahan alih tahun mata kuliah matematika atau yang lainnya selam sekitar 6-7 minggu (pada bulan Juli-Agustus) sebelum dimulainya semester regular di IPB tampaknya dapat membekali dan member kesempatan mereka untuk beradaptasi dengan proses pendidikan dengan standar nasional yang berkualitas terbaik.
Mulai Tahun 2011, Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur USMI diintegrasikan menjadi SNMPTN Jalur Undangan.
Persyaratan SNMPTN Jalur Undangan IPB
A. Persyaratan Sekolah
- SLTA dari seluruh propinsi dan Sekolah Republik Indonesia di luar negeri yang mengikuti Ujian Nasional
- SLTA tidak melakukan pemalsuan dokumen berkas lamaran siswa dalam dua tahun akademik terakhir (2009 dan 2010)
- Siswa kelas 12 IPA dan akan mengikuti UN pada tahun 2011
- Sekolah harus membuat daftar siswa dari setiap kelas yang ada siswa pelamarnya yang akan direkomendasikan untuk mengikuti SNMPTN Jalur Undangan.
- Daftar siswa setiap kelas harus diperingkat berdasarkan prestasi akademik dan nilai kognitif rapornya. Namun demikian, pemeringkatan harus memperhatikan juga aspek potensi diri siswa berupa : dugaan keberhasilan di perguruan tinggi, kepemimpinan, daya kerjasama kelompok, dan sopan santun.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar