Casey Stoner lahir di Southport, Queensland Australia, tepatnya tanggal 16 Oktober 1985, ia dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang memang sangat akrab dengan dunia balapan. Casey Stoner merupakan anak kedua dari pasangan Colin Stoner (seorang tukang cat keliling yang sering menjadi pembalap motor amatir, yang kelak menjadi mentor sekaligus manajernya) dan Bronwyn. Casey memiliki seorang kakak perempuan bernama Kelly Stoner yang juga memiliki kesamaan hobi dan sering turun dalam ajang balapan motor amatir daerahnya. Sejak dini, Stoner sudah mengenal dunia balap motor. Tahun 1993, keluarga Stoner pindah dari Southport menuju ke Kurri Kurri di New South Wales dalam upaya mereka mendukung Stoner kecil mengikuti balapan. Sepeda motor pertamanya ia jajal pada usia 4 tahun setelah diajarkan oleh kakaknya dan mulai ikut kompetisi dalam sebuah balapan tanah kelas U9 (di bawah usia 9 tahun) di Gold Coast, Australia.
Colin Stoner, ayah Casey pernah berujar, "Ia tahu betul apa yang harus dilakukan pada motornya agar memberikan feedback terbaik”. Casey menunggangi kendaraannya hingga titik ekstrem parameter pada umumnya. Eksperimennya dianggap keluar jalur, tidak lazim, terlebih kegilaan yang coba direpresentasikannya di atas sirkuit. Yang terbersit di rider Oakley ini hanyalah, ia tidak akan pernah mendapatkan semua kesempatan jika ia tidak memicu maksimal walau kesempatan menang sama besarnya dengan peluang kecelakaan. Baginya, kecelakaan adalah sebagian kecil jalan menuju peluang untuk menang. Push to the limits, dengan kesamaan filsafat inilah ia mempercayakan teknologi Oakley, pemimpin inovasi teknologi eyewear terdepan di dunia untuk melindungi matanya saat berpacu di sirkuit.
Prestasi ditambah nyali nekad saat mengendarai motornya telah menginspirasi Oakley untuk mengeluarkan edisi Ducati Scalpel Casey Stoner Signature Series, eyewear dengan tulisan “Stoner 27” yang terukir di bagian bawah, dibalut dengan frame polished black tergurat warna “Ducati” merah. Ia menjadi contoh nyata tentang kerja keras dan konsistensi hidup.
Keluarga dan teman
Casey Stoner pertama kali bertemu dengan Adriana Tuchyna yang berasal dari Adelaide pada balapan MotoGP Australia 2003. Hubungan antara Stoner dan Adriana dimulai di tahun 2005 saat Adriana berusia 16 tahun. Perihal pernikahannya ini, Stoner sempat berujar bahwa:
Di luar balapan, Casey Stoner termasuk orang yang ramah dan memiliki banyak teman. Salah satu teman dekat Stoner adalah Kimi Raikkonen. Kimi berujar bahwa Stoner memiliki kemampuan yang bagus dan bisa menjadi juara dunia jika waktunya tepat. Dalam pertemuan kedua mereka di tahun 2008, di saat Kimi dan Stoner resmi menyandang gelar juara dunia, kedua pembalap ini sama sekali tidak pernah menyangka, angan-angan mereka saat bergabung bersama tim baru yang masih asing kultur budayanya ternyata berbuah manis, yaitu gelar juara dunia.
Alonso dan Stoner bertemu pada acara ski tahunan serupa di awal 2010, dan saat itu Stoner sukses merepotkan Alonso dalam sebuah balapan mobil diatas es. Usai lomba, Alonso menilai bahwa Stoner walaupun terbilang awam dengan dunia balapan roda empat, tapi ia mampu dengan cepat menyesuaikan diri dan bisa menyaingi para seniornya yang lebih berpengalaman dengan balapan roda empat. Sementara itu, awal mula pertemuan dan persahabatan Stoner dengan Schumi dimulai di pertengahan 2008 saat Schumi mengetes motor Ducati Desmosedici milik Stoner. Saat itu, Schumi juga tidak malu-malu untuk bertanya karakteristik motor Ducati-nya kepada Stoner, dan Stoner dengan ramah membantu Schumi selama pengetesan berlangsung.
Harapan Menapaki Karir V8
Casey Stoner mengungkapkan bahwa di masa yang akan datang, usai dirinya pensiun sebagai pembalap MotoGP, dirinya berkeinginan untuk turun di ajang balapan mobil. Stoner sendiri rupanya sering menguji coba mobil-mobil berteknologi tinggi, diantaranya adalah ketika ia mengetes mobil Alfa Romeo 8C Competizione di tahun 2008, usai ia menjadi juara dunia MotoGP. Stoner sendiri termasuk salah satu yang beruntung karena ia bisa mendapatkan mobil tersebut secara cuma-cuma sebagai hadiah atas prestasinya menjadi juara dunia 2007.
Pertengahan 2008, saat ia "membimbing" Michael Schumacher dalam tes Ducati Desmosedici, Stoner juga mengisyaratkan bahwa ia ingin menjajal mobil Formula 1. Ayah Stoner, yaitu Colin, mengungkapkan bahwa dirinya akan sangat senang bila usai pensiun sebagai pembalap MotoGP, putranya kembali pulang ke Australia dan memulai karir baru sebagai wirausahawan di bidang peternakan dan pertanian. Stoner kemudian membenarkan perkataan ayahnya ini, dan ia punya keinginan kuat untuk melakoni pekerjaan tersebut. Stoner juga bercita-cita ingin membuka sekolah balapan di negara asalnya, yaitu Australia, dalam rangka mengajak pemuda dan pemudi Australia untuk turun menjajal ajang balapan internasional.
Kritik dan kontroversi
Stoner dikenal sebagai pembalap yang mudah kecewa jika dirinya mengalami kekalahan atau terkena kritik dari orang lain. Fans MotoGP melihat kesuksesan Stoner saat itu berdasar dari penampilan motor dan bannya yang bagus ketimbang bakat Stoner sendiri. Pada tahun 2008 juga, Stoner sempat mendapatkan kritik pedas dari sebuah organisasi kesehatan di Australia seputar timnya yaitu Ducati yang lebih memilih bekerjasama dengan pabrikan rokok Philip Morris (Marlboro). Organisasi kesehatan tersebut menyebutkan, Stoner yang merupakan seorang atlet dan bukan perokok memilih langkah yang salah dengan bergabung bersama tim yang mempromosikan produk rokok dalam sebuah kompetisi olahraga.
Casey Stoner Kandidat Terkuat Juara Dunia
Bukannya menutup mata terhadap hasil balapan motogp di Jerez dimana Casey Stoner tak menuai angka satu pun. Akan tetapi kalau melihat skill dan talenta Casey Stoner kami berani mengatakan bahwa Ia Calon Terkuat Juara Dunia Motogp 2011. Sejak Motogp 2011 digelar di Qatar Casey sang Bintang MotoGP kembali mengukuhkan eksistensinya sebagai pembalap tercepat di musim pertama MotoGP di Qatar , Senin dinihari kemarin, menekuk rekan sesama Jorge Lorenzo dengan unggul 3.44 detik di Sirkuit Losail. Pembalap berusia 27 tahun ini mempertegas dominasinya dengan menyapu bersih tiga sesi latihan sebelumnya. Walaupun begitu, ia tidak memulai start dengan bagus.
Casey Stoner tidak memulai start dengan baik dan ia mulai khawatir posisinya bakal direbut pembalap-pembalap lain di belakangnya. Lap awal benar-benar sangat sulit baginya bertarung bersama motor dengan tanki penuh. Tapi ia meyakinkan dirinya, dan saat ia merasa nyaman ia memutuskan untuk bertarung sepenuh hati dan terus melaju.
Sang pembalap berbahaya ini berusaha tidak terpengaruh saat Pedrosa mengambil alih posisinya memimpin di depan. Ia bahkan membiarkan Lorenzo menyalip untuk merebut posisinya saat awal lap. Tapi mental dan fokus seorang Casey Stoner memang patut diacungi jempol, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengambil alih lap kedua, diikuti Pedrosa di belakangnya yang muncul dari posisi lima yang akhirnya harus mengakui kehebatan sang pembalap Aussie ini.
Casey Stoner, sang penghajar lintasan kasar MotoGP asal Australia memang selalu jadi ancaman di atas sirkuit. Ia menjadi rival yang kerap memaksa juara dunia Valentino Rossi maupun Jorge Lorenzo mengakui kepiawaiannya di beberapa seri. Seorang yang awalnya tidak pernah diperhitungkan, penyandang nama panggung “Crashy Stoner” karena tabrakan yang berkali-kali dialaminya hingga dianugrahi julukan “Baby-faced Assasin dan “The Number One” oleh para penikmat balapan roda dua.
Kegagalannya di sirkuit Jerez di awal musim mudah-mudahan tak telalu berpengaruh padanya. Seperti kita tahu bahwa kegagalan Casey Stoner menuai angka di Jerez tidak lepas dari kesalahan yang dilakukan Valentino Rossi. Keduanya pun terlibat percakapan usai balapan. Apa?
Saat itu Rossi berusaha menyalip Stoner dari sisi dalam tikungan, untuk menempati posisi dua. Namun, usaha itu tidak sempurna dan Rossi terjatuh dari motor.
Insiden itu lantas berimbas secara negatif untuk Stoner yang tepat ada di sisi kiri Rossi. Stoner ikut terjatuh dari motornya.
Usai terjatuh, Rossi masih bisa melanjutkan balapan dan bahkan finis di posisi lima. Sedangkan nasib Stoner jauh lebih buruk karena tak dapat meneruskan sehingga hampa angka.
Segera setelah balapan, si rider Ducati yang merasa bersalah kemudian mencari Stoner ke pit Honda. Di sana Rossi terlibat pembicaraan dengan Stoner, setelah keduanya terlihat berjabat tangan.
Berikut percakapan Rossi dengan Stoner, sebagaimana dilansir oleh situs Crash:
Stoner (tersenyum): Bagaimana bahumu? Apa baik-baik saja?
Rossi (masih mengenakan helm): Aku sangat menyesal
Stoner: Tak apa-apa. Kamu masih memiliki masalah dengan bahumu?
Rossi: Aku membuat sebuah kesalahan
Stoner: Yeah. Keinginanmu tadi jelas melebihi kemampuanmu (ingin menyalip)
Rossi: Eh?
Stoner: Keinginan melebihi kemampuan
Rossi: Aku sangat menyesal
Stoner: Tidak masalah
Sapaan yang sopan dari seorang Casey memang melebihi mentalitas jawara Rossi, ia terkesan tak dendam walaupun ada kesan menyalahkan tapi dibuat dalam bahasa sesopan mungkin. Casey Stoner memang Kandidat Terkuat Juara Dunia 2011!
Copyright@www.laptopku-laptopmu.blogspot.com All rights reserved, written by Drs. Asep Dewan, SH
Colin Stoner, ayah Casey pernah berujar, "Ia tahu betul apa yang harus dilakukan pada motornya agar memberikan feedback terbaik”. Casey menunggangi kendaraannya hingga titik ekstrem parameter pada umumnya. Eksperimennya dianggap keluar jalur, tidak lazim, terlebih kegilaan yang coba direpresentasikannya di atas sirkuit. Yang terbersit di rider Oakley ini hanyalah, ia tidak akan pernah mendapatkan semua kesempatan jika ia tidak memicu maksimal walau kesempatan menang sama besarnya dengan peluang kecelakaan. Baginya, kecelakaan adalah sebagian kecil jalan menuju peluang untuk menang. Push to the limits, dengan kesamaan filsafat inilah ia mempercayakan teknologi Oakley, pemimpin inovasi teknologi eyewear terdepan di dunia untuk melindungi matanya saat berpacu di sirkuit.
Prestasi ditambah nyali nekad saat mengendarai motornya telah menginspirasi Oakley untuk mengeluarkan edisi Ducati Scalpel Casey Stoner Signature Series, eyewear dengan tulisan “Stoner 27” yang terukir di bagian bawah, dibalut dengan frame polished black tergurat warna “Ducati” merah. Ia menjadi contoh nyata tentang kerja keras dan konsistensi hidup.
Kemenangan Stoner di MotoGP Amerika Serikat digunakannya untuk memperingatkan rival-rivalnya. Setelah tiga seri gagal meraih kemenangan, Stoner membuktikan masih menjadi kandidat kuat juara dunia MotoGP tahun ini.
Keluarga dan teman
Casey Stoner pertama kali bertemu dengan Adriana Tuchyna yang berasal dari Adelaide pada balapan MotoGP Australia 2003. Hubungan antara Stoner dan Adriana dimulai di tahun 2005 saat Adriana berusia 16 tahun. Perihal pernikahannya ini, Stoner sempat berujar bahwa:
Di luar balapan, Casey Stoner termasuk orang yang ramah dan memiliki banyak teman. Salah satu teman dekat Stoner adalah Kimi Raikkonen. Kimi berujar bahwa Stoner memiliki kemampuan yang bagus dan bisa menjadi juara dunia jika waktunya tepat. Dalam pertemuan kedua mereka di tahun 2008, di saat Kimi dan Stoner resmi menyandang gelar juara dunia, kedua pembalap ini sama sekali tidak pernah menyangka, angan-angan mereka saat bergabung bersama tim baru yang masih asing kultur budayanya ternyata berbuah manis, yaitu gelar juara dunia.
Alonso dan Stoner bertemu pada acara ski tahunan serupa di awal 2010, dan saat itu Stoner sukses merepotkan Alonso dalam sebuah balapan mobil diatas es. Usai lomba, Alonso menilai bahwa Stoner walaupun terbilang awam dengan dunia balapan roda empat, tapi ia mampu dengan cepat menyesuaikan diri dan bisa menyaingi para seniornya yang lebih berpengalaman dengan balapan roda empat. Sementara itu, awal mula pertemuan dan persahabatan Stoner dengan Schumi dimulai di pertengahan 2008 saat Schumi mengetes motor Ducati Desmosedici milik Stoner. Saat itu, Schumi juga tidak malu-malu untuk bertanya karakteristik motor Ducati-nya kepada Stoner, dan Stoner dengan ramah membantu Schumi selama pengetesan berlangsung.
Harapan Menapaki Karir V8
Casey Stoner mengungkapkan bahwa di masa yang akan datang, usai dirinya pensiun sebagai pembalap MotoGP, dirinya berkeinginan untuk turun di ajang balapan mobil. Stoner sendiri rupanya sering menguji coba mobil-mobil berteknologi tinggi, diantaranya adalah ketika ia mengetes mobil Alfa Romeo 8C Competizione di tahun 2008, usai ia menjadi juara dunia MotoGP. Stoner sendiri termasuk salah satu yang beruntung karena ia bisa mendapatkan mobil tersebut secara cuma-cuma sebagai hadiah atas prestasinya menjadi juara dunia 2007.
Pertengahan 2008, saat ia "membimbing" Michael Schumacher dalam tes Ducati Desmosedici, Stoner juga mengisyaratkan bahwa ia ingin menjajal mobil Formula 1. Ayah Stoner, yaitu Colin, mengungkapkan bahwa dirinya akan sangat senang bila usai pensiun sebagai pembalap MotoGP, putranya kembali pulang ke Australia dan memulai karir baru sebagai wirausahawan di bidang peternakan dan pertanian. Stoner kemudian membenarkan perkataan ayahnya ini, dan ia punya keinginan kuat untuk melakoni pekerjaan tersebut. Stoner juga bercita-cita ingin membuka sekolah balapan di negara asalnya, yaitu Australia, dalam rangka mengajak pemuda dan pemudi Australia untuk turun menjajal ajang balapan internasional.
Kritik dan kontroversi
Stoner dikenal sebagai pembalap yang mudah kecewa jika dirinya mengalami kekalahan atau terkena kritik dari orang lain. Fans MotoGP melihat kesuksesan Stoner saat itu berdasar dari penampilan motor dan bannya yang bagus ketimbang bakat Stoner sendiri. Pada tahun 2008 juga, Stoner sempat mendapatkan kritik pedas dari sebuah organisasi kesehatan di Australia seputar timnya yaitu Ducati yang lebih memilih bekerjasama dengan pabrikan rokok Philip Morris (Marlboro). Organisasi kesehatan tersebut menyebutkan, Stoner yang merupakan seorang atlet dan bukan perokok memilih langkah yang salah dengan bergabung bersama tim yang mempromosikan produk rokok dalam sebuah kompetisi olahraga.
Casey Stoner Kandidat Terkuat Juara Dunia
Bukannya menutup mata terhadap hasil balapan motogp di Jerez dimana Casey Stoner tak menuai angka satu pun. Akan tetapi kalau melihat skill dan talenta Casey Stoner kami berani mengatakan bahwa Ia Calon Terkuat Juara Dunia Motogp 2011. Sejak Motogp 2011 digelar di Qatar Casey sang Bintang MotoGP kembali mengukuhkan eksistensinya sebagai pembalap tercepat di musim pertama MotoGP di Qatar , Senin dinihari kemarin, menekuk rekan sesama Jorge Lorenzo dengan unggul 3.44 detik di Sirkuit Losail. Pembalap berusia 27 tahun ini mempertegas dominasinya dengan menyapu bersih tiga sesi latihan sebelumnya. Walaupun begitu, ia tidak memulai start dengan bagus.
Casey Stoner tidak memulai start dengan baik dan ia mulai khawatir posisinya bakal direbut pembalap-pembalap lain di belakangnya. Lap awal benar-benar sangat sulit baginya bertarung bersama motor dengan tanki penuh. Tapi ia meyakinkan dirinya, dan saat ia merasa nyaman ia memutuskan untuk bertarung sepenuh hati dan terus melaju.
Sang pembalap berbahaya ini berusaha tidak terpengaruh saat Pedrosa mengambil alih posisinya memimpin di depan. Ia bahkan membiarkan Lorenzo menyalip untuk merebut posisinya saat awal lap. Tapi mental dan fokus seorang Casey Stoner memang patut diacungi jempol, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengambil alih lap kedua, diikuti Pedrosa di belakangnya yang muncul dari posisi lima yang akhirnya harus mengakui kehebatan sang pembalap Aussie ini.
Casey Stoner, sang penghajar lintasan kasar MotoGP asal Australia memang selalu jadi ancaman di atas sirkuit. Ia menjadi rival yang kerap memaksa juara dunia Valentino Rossi maupun Jorge Lorenzo mengakui kepiawaiannya di beberapa seri. Seorang yang awalnya tidak pernah diperhitungkan, penyandang nama panggung “Crashy Stoner” karena tabrakan yang berkali-kali dialaminya hingga dianugrahi julukan “Baby-faced Assasin dan “The Number One” oleh para penikmat balapan roda dua.
Kegagalannya di sirkuit Jerez di awal musim mudah-mudahan tak telalu berpengaruh padanya. Seperti kita tahu bahwa kegagalan Casey Stoner menuai angka di Jerez tidak lepas dari kesalahan yang dilakukan Valentino Rossi. Keduanya pun terlibat percakapan usai balapan. Apa?
Saat itu Rossi berusaha menyalip Stoner dari sisi dalam tikungan, untuk menempati posisi dua. Namun, usaha itu tidak sempurna dan Rossi terjatuh dari motor.
Insiden itu lantas berimbas secara negatif untuk Stoner yang tepat ada di sisi kiri Rossi. Stoner ikut terjatuh dari motornya.
Usai terjatuh, Rossi masih bisa melanjutkan balapan dan bahkan finis di posisi lima. Sedangkan nasib Stoner jauh lebih buruk karena tak dapat meneruskan sehingga hampa angka.
Segera setelah balapan, si rider Ducati yang merasa bersalah kemudian mencari Stoner ke pit Honda. Di sana Rossi terlibat pembicaraan dengan Stoner, setelah keduanya terlihat berjabat tangan.
Berikut percakapan Rossi dengan Stoner, sebagaimana dilansir oleh situs Crash:
Stoner (tersenyum): Bagaimana bahumu? Apa baik-baik saja?
Rossi (masih mengenakan helm): Aku sangat menyesal
Stoner: Tak apa-apa. Kamu masih memiliki masalah dengan bahumu?
Rossi: Aku membuat sebuah kesalahan
Stoner: Yeah. Keinginanmu tadi jelas melebihi kemampuanmu (ingin menyalip)
Rossi: Eh?
Stoner: Keinginan melebihi kemampuan
Rossi: Aku sangat menyesal
Stoner: Tidak masalah
Sapaan yang sopan dari seorang Casey memang melebihi mentalitas jawara Rossi, ia terkesan tak dendam walaupun ada kesan menyalahkan tapi dibuat dalam bahasa sesopan mungkin. Casey Stoner memang Kandidat Terkuat Juara Dunia 2011!
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar