UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Peta Kekuatan Pertarungan Gubernur Jawa Barat

Diposting oleh Unknown on Kamis, 08 November 2012



Penutupan pendaftaran bakal calon gubernur-calon wakil gubernur Jawa Barat semakin dekat. KPU menetapkan batas waktu sampai Sabtu, 10 November 2012. Namun hingga Kamis kemarin, baru ada satu pasangan calon yang mendaftar. Itu pun dari jalur independen, yaitu mantan Kapolda Sumatera Selatan Dikdik Mulyana Arief Mansyur yang maju berpasangan dengan Cecep Nana Suryana Toyib.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat memang telah memprediksi pendaftaran baru akan ramai di detik-detik terakhir. Terlebih, sejumlah bakal calon yang diusung partai politik di Pilkada Jabar belum mengumumkan calon wakil yang bakal mereka gandeng. Artinya, konstelasi politik Jawa Barat masih bisa berubah-ubah hingga akhir pekan ini, saat pendaftaran ditutup.

Meski demikian, para bakal calon telah jauh-jauh hari mendeklarasikan diri, setidaknya kerap diperbincangkan di kalangan partai. Sebut saja Dede Yusuf yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan yang merupakan calon gubernur petahana, politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka, dan Ketua Golkar Jabar Irianto MS Syaifudin yang akrab disapa Yance.

Berikut peta masing-masing calon.

Rieke-Teten

Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Barat menyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bakal segera meresmikan duet Rieke Diah Pitalola-Teten Masduki sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusung PDIP di Pilkada Jawa Barat 2013.

Deklarasi Rieke-Teten itu akan digelar Jumat ini. “Rapat Kerja Daerah Khusus Jumat untuk mendeklarasikan pasangan Rieke-Teten, langsung oleh Ibu Mega,” kata Wakil Ketua Bidang Kominfo DPD PDIP Jawa Barat, Waras Warsisto.
PDIP Jawa Barat kini mempersiapkan kampanye bagi duet politisi PDIP dan aktivis antikorupsi itu guna memenangkan Pilkada Jabar. Rieke-Teten dijadwalkan mendaftar ke KPU Jawa Barat di hari terakhir pendaftaran, Sabtu, 10 November 2012.

Rieke-Teten pertama kali bertatap muka untuk membahas "perkawinan politik" mereka di Pilkada Jawa Barat pada 19 Oktober 2012 lalu, di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Mereka dipertemukan oleh Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Tubagus Hasanuddin. Dalam pertemuan itu, Teten menegaskan siap diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pilkada Jabar. Ia tak masalah hendak dijadikan calon gubernur atau calon wakil gubernur.

Teten sesungguhnya diincar oleh banyak partai, tak hanya PDIP. Terhitung setidaknya Gerindra dan Golkar juga ingin meminangnya. Namun, Sekjen Transparency International Indonesia (TII) dan pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW) itu sejak awal merasa lebih cocok dengan PDI Perjuangan.

Ahmad Heryawan

Aher--demikian ia disapa--merupakan calon petahana gubernur Jawa Barat yang diusung oleh PKS. Kamis, 8 November 2012, PKS mendapat tambahan amunisi untuk bertarung di Pilkada Jabar. Itu karena PPP dan Partai Hanura resmi menggabungkan diri di barisan pendukung Aher.

“Kami memilih berkoalisi dengan PKS dan mendukung Kang Aher untuk menjadi cagub Jabar dengan pertimbangan utama komitmen Beliau dalam membangun Jabar,” ujar Komarudin, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Barat di Bandung.

Selain alasan komitmen, ideologi partai yang sama-sama Islam menjadi faktor pendukung penting PPP memilih berkoalisi dengan PKS. “Popularitas, elektabilitas, dan efektivitas Kang Aher memperkuat keyakinan kami. Kang Aher juga menjunjung tingi kondusivitas partai Islam di Jabar,” ujar Komarudin.

Sementara Partai Hanura berharap partai-partai lainnya juga mau bergabung di barisan Aher. Ketua DPD Hanura Jawa Barat, Azhar Aung, menyatakan kubu mereka masih membuka kesempatan untuk berkoalisi dengan partai manapun.

“Untuk partai lain seperti Gerindra dan partai non parlemen lainnya, akan kami tunggu hingga Jumat malam besok,” ujar Azhar.

Meski demikian, sampai saat ini pun belum jelas siapa calon wakil gubernur yang hendak mendampingi Aher. Beberapa waktu lalu, aktor senior dan sutradara Deddy Mizwar sempat disebut-sebut hendak digaet PKS menjadi pendamping Aher. Elektabilitas menjadi salah satu pertimbangannya. Aher sendiri mengakui elektabilitas dirinya di Jawa Barat masih kalah jauh dibanding calon gubernur Partai Demokrat, Dede Yusuf.

Dede Yusuf-Lex Laksamana

Dede diusung Partai Demokrat di Pilkada Jabar karena berbagai pertimbangan, yaitu kapasitas, pengalaman, popularitas, dan elektabilitas mantan aktor ini. Kapasitas dan pengalaman Dede sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat selama lima tahun terakhir dinilai sangat penting.

Sampai Rabu pekan ini, Dede belum menentukan siapa pasangannya. Dia disebut mengincar beberapa nama seperti Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Lex Laksamana, Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda, Bupati Indramayu Annah Sophanah, dan anggota Komisi IX DPR dari PDIP Rieke Diah Pitaloka.

Partai Demokrat tampak agak kerepotan mencarikan pendamping untuk Dede.  Dia sampai mendatangi PAN untuk menjajaki calon dari partai itu.

Kamis 8 Agustus 2012, Demokrat akhirnya mengumumkan Lex sebagai pendamping Dede. Pengalaman panjang Lex dalam tata kelola dan reformasi birokrasi Jabar dinilai amat berharga untuk membangun provinsi itu di masa mendatang.

Irianto MS Syaifudin (Yance)

Ketua DPD Golkar Jawa Barat yang juga mantan bupati Indramayu ini diusung Golkar sebagai calon gubernur Jabar karena elektabilitasnya masih lebih tinggi dibanding kader-kader Golkar lainnya.
Namun, Golkar mengakui, dibanding calon-calon dari partai lain, elektabilitas Yance tidak seberapa. Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar, Indra J. Piliang, menjelaskan Golkar harus mengusung Yance untuk menjaga soliditas partai.
“Akan keliru kalau hanya untuk menang di Jabar, lalu mendukung kader lain. Golkar membangun militansi, dan itu sulit terwujud jika kami tidak mencalonkan kader sendiri,” kata dia.

Mengambil calon dari luar partai dinilai Golkar terlalu beresiko. Ketika sang calon menang, tak ada jaminan dia akan loyal pada Golkar ke depannya. “Jika menang dia belum tentu loyal, jika kalah menyebabkan demoralisasi di Golkar. Jadi akan merusak partai, baik kalah atau menang,” Indra menjelaskan.

Sampai saat ini Golkar belum menetapkan siapa calon pendamping Yance. Awalnya, Golkar berencana memasangkannya dengan Nurul Afirin, Wakil Sekjen Golkar yang juga duduk di Komisi II DPR. Elektabilitas Nurul yang mantan artis diyakini bisa mendongkrak secara signifikan perolehan suara Yance. Sayangnya, Nurul tidak bersedia dicalonkan. Ia memilih berkiprah di DPR dan membesarkan Golkar.

Golkar pun melirik tokoh lain. Setidaknya ada tiga nama yang kini ditimang Golkar. Dua dari tiga nama itu berasal dari internal partai, yaitu anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya dan Wali Kota Banjar Herman Sutrismo. Sutrisno sendiri telah siap maju jika diminta maju mendampingi Yance. Sementara satu nama lagi berasal dari PAN, yaitu Ketua DPD PAN Jawa Barat Edi Darnadi.

Dikdik Mulyana-Cecep Toyib

Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini menjadi satu-satunya calon yang telah mendaftar ke KPU Jawa Barat. Dikdik-Toyib bahkan datang pagi-pagi sekali ke KPU Jabar, Selasa 6 November 2012.

Meski dukungan suara secara faktual terhadap pasangan Dikdik-Toyib masih dinilai kurang oleh KPU Jawa Barat, namun pasangan ini tetap bisa mendaftar karena sisa dukungan bisa dilengkapi hingga batas waktu 6 Desember 2012.

Dikdik pun tetap optimis meski di sejumlah survei berada di posisi buncit dibanding calon-calon lain dari parpol. “Saya punya prinsip ‘sakinah’ dan tidak akan melakukan apapun untuk meningkatkan popularitas dalam survei. Yang penting bekerja untuk rakyat Jabar,” ujar Dikdik. (kd)


Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, bersama Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanuddin.
Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, bersama Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanuddin.
Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, bersama Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanuddin.
 

sumber :http://fokus.news.viva.co.id/news/read/365968-peta-kekuatan-pertarungan-gubernur-jawa-barat

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Flag Counter