Citra seksi melekat pada presenter dan pemain film Magdalena tatkala ia muncul di sebuah majalah untuk orang dewasa. Namun, ia mengaku tidak ada niat untuk membangun image sexy. Bahkan, pertama kali melihat hasil foto tersebut, ia merasa shock.
Saat itu, Lena —panggilan akrab Magdalena, memang baru di dunia entertainment. Ia diwawancara untuk mempromosikan program acara yang ia bawakan. Tapi, ternyata pertanyaan dan foto-fotonya lebih mengarah ke seksualitas. “Awalnya (mikir), kok bisa sampai begini sih, kok bisa sampai out of line,” tuturnya.
Setelah majalah itu beredar, Lena melihat hasilnya. Ia sempat kaget. “Lena juga shock hari itu,” ujar perempuan kelahiran Jakarta 17 Mei 1984 ini. Pertama yang ia pikirkan adalah bagaimana memberi penjelasan kepada orangtuanya. Akhirnya anak dari pasangan Jimmy Suhardjono dan Tjitrawati Djapridjono ini menjelaskan bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Ia akan belajar dan tidak akan mengulang kesalahan itu.
Meskipun tidak ada niat, tapi kemunculannya di majalah tersebut, kadung membuat banyak orang memberi cap sexy kepada Magdalena. Bagi Lena, ia sendiri tidak merasa dirinya sexy.” Cuma kalau emang pujian sexy itu datang ke aku ya aku terima kasih,” kata pemeran Sally di film si Jago Merah ini.
Bagi pemilik wajah oriental ini, sexy itu bisa mengandung sesuatu yang positif maupun negatif. “Tergantung cara kita memandangnya, mau ke arah mana,” ujarnya. Lagipula, lanjut Magdalena, memiliki tubuh yang bagus adalah sebuah anugerah juga dari Tuhan. Mempunyai tubuh yang sexy bukanlah suatu yang buruk.
Tapi bukan berarti Lena hanya memanfaatkan fisiknya saja untuk terjun ke dunia entertainment. “Kan ada yang sexy tapi otaknya, gak ada isinya, Lena gak mau kayak gitu, jadi Lena membekali diri dan penuhin ilmu-ilmu juga wawasan,” katanya. Lena ingin jadi perempuan yang sexy dan cerdas.
Wajah Magdalena memang sering wira-wiri tampil di program acara beberapa stasiun TV. Sebut saja program infotainment Ada Gosip di SCTV, Idol Hi-Five di RCTI, dan Chatmate di O Channel. Yang terbaru, ia menjadi pembawa acara di Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 6 di TPI bersama Irfan Hakim. Setelah menjajal akting di layar lebar, Lena juga sedang menjajal akting di dunia sinetron.
Namun ternyata, terjun ke dunia entertainment, bukan merupakan kesengajaan bagi Lena. Sebelumnya, ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menari modern dance di berbagai acara bersama teman-teman sekolahnya. Ia mulai menekuni modern dance sejak SMP sampai kuliah.
Selain prestasi, Lena juga mendapatkan uang jajan tambahan dari menari. Nah, saat sedang tampil di sebuah acara olahraga, tiba-tiba seorang kru dari salah satu stasiun televisi menawarinya untuk ikut casting sebagai presenter olahraga. Usai casting, ia berserah dengan hasilnya. Bagi Lena yang terpenting dia sudah memenuhi panggilan untuk casting. Dua minggu setelah itu, hasil casting diumumkan, dan Lena tidak menyangka kalau ia bisa lolos. Tapi, para kru stasiun televisi itu meyakinkan kalau memang ia cocok sebagai presenter acara olahraga yang akan dibuat. Itulah kali pertama, wajah Lena tampil di layar televisi.
Dari penampilannya sebagai presenter olahraga itu, tawaran lainnya pun berdatangan. Lena merasa sangat bersyukur kepada Tuhan yang telah membukakan pintu. Berkat campur tangan Tuhan, jalan Lena masuk ke dunia entertainment dimudahkan. Banyak yang harus merangkak untuk ke situ, sedangkan Lena tuh tinggal plek langsung dikasih,” ucapnya penuh syukur.
Dalam kesibukan aktivitasnya, Lena masih meluangkan waktu khusus untuk Tuhan. Minimal setengah jam, ia sempatkan doa sebelum tidur dan saat bangun tidur. Saat menghadapi persoalan pun atau lagi sepi tawaran pekerjaan, Tuhan menjadi tempat curahan hatinya. Dalam doa, ia menemukan kembali kekuatan. ”Jadi kekuatan paling besar itu memang doa,” kata umat Gereja Kristus Yesus, Greenville, Jakarta Barat ini.
Mengenai pelayanan di gereja, Lena dengan jujur mengakui tidak memiliki waktu banyak akibat pekerjaannya. Namun, ia percaya bukan tubuh yang harus selalu berada di gereja, tetapi yang lebih penting jiwa dan mata batin yang harus selalu dekat dengan Tuhan di manapun ia berada.
Setiap pekerjaan selalu mengandung risiko dan kondisi yang tidak mengenakkan. Sebagai presenter, Lena juga pernah mengalaminya. Ketika menjadi pembawa acara konser Slank, satu botol air mineral melayang ke wajahnya. ”Pernah waktu konser Slank ketimpuk botol. Padahal kita sebagai presenter harus menyampaikan pesan sponsor, akhirnya ditimpukin. Waktu itu aku sama Vicky Notonegoro. Untung botolnya nggak ada isinya, kalo ada isinya lumayan yah biru,” ujarnya sambil tertawa.
Pernah juga, Lena salah menyebutkan nama stasiun TV saat membawakan program acara olahraga yang disiarkan secara langsung. Pihak stasiun TV itu lalu komplain ke Lena, buru-buru ia meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya. Dari kesalahan-kesalahan yang ia buat, Lena jadikan pembelajaran untuk menjadi lebih baik.
Menyangkut image sexy-nya, Lena juga kerap ditawari bermain film yang ada adegan ranjangnya. Jika tawaran seperti itu datang, ia mensyaratkan harus ada stunt in (pemeran pengganti) di adegan tersebut, kalau tidak Lena akan menolaknya. Ia tidak mau image yang dibangunnya selama tiga tahun runtuh karena beradegan ranjang. “Lena tetap ke prinsip tetap menjaga nggak seperti itu, karena Lena tahulah Tuhan udah menyediakan rezeki orang sendiri-sendiri,” ujar anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Persaingan di dunia entertainment sangat ketat, wajah-wajah baru selalu bermunculan. Bagaimana Lena menghadapi ini? ” Kita memang harus punya nilai plus,” jawab Lena. Nilai plus yang ia maksud adalah ciri khas yang dimiliki seorang entertain. Ciri khas Lena, ia ceria dan tahu sedikit banyak tentang musik dan olahraga.
Walaupun dunia entertainment selalu dipenuhi wajah-wajah baru, Lena tidak terlalu khawatir, sinarnya akan redup akibat pertambahan usia. Hidup, kata Lena, seperti roda yang terus berputar. Ada saat di atas, ada saat di bawah. Yang utama adalah ia melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Untuk menjaga eksistensinya di dunia entertainment, pemilik tinggi badan 158 cm ini, juga tidak mau sering masuk infotainment karena berita ‘miring’. Lena ingin menjadi berita karena prestasi. Karena niatnya ini, maka tak heran wajah Lena jarang muncul di infotainment.
Bukan tanpa alasan ia menjadikan Donny sebagai manajernya. Sebelum di.manajeri Donny, Lena pernah mendapat pengalaman tidak menyenangkan dengan manajer sebelumnya.
Akibat kepercayaannya luntur, Lena memutuskan untuk mempunyai manajer dari orang terdekatnya. Ia pun menjadikan Donny sebagai manajer. Meskipun berstatus sebagai pacar, baik Lena dan Donny bersepakat untuk bersikap profesional. Dengan Donny sebagai manajer, Lena merasa nyaman. “Dia lebih tahu gimana maunya aku dan lebih open, nggak ada sesuatu yang dirahasiain,” ujar Lena.
Hubungannya dengan Donny sudah berjalan sekitar lima tahun. Tapi untuk melangkah ke pelaminan, Lena masih menimbang-nimbang, pasalnya ia masih ingin memprioritaskan karirnya dulu. “Mungkin dua atau tiga tahun lagi. Doain aja,” kata Lena yang tahun ini juga sedang menyiapkan single perdananya.
Sinetron
Menurutnya, bermain sinetron adalah sesuatu yang monoton. Dirinya pun menegaskan akan lebih fokus menekuni dunia presenter dan juga menari.
“Sinetron itu monoton. Sekarang ini sih aku lagi fokus ke nari ini dan presenter-presenter. Lena pun menegaskan jika dirinya memang tak berminat untuk bermain sinetron. “Kalau sinetron mungkin nggak kali ya, karena menurut aku dunia sinetron kayaknya agak monoton, dengan satu lokasi terus dengan itu-itu saja orangnya. Kalau aku lebih suka bertemu banyak orang. Ya sempat ada tawaran sih, cuma akunya nggak dulu deh, karena dari pagi ke pagi, nggak punya dunia lain, nggak bisa ketemu temen, nggak bisa ketemu keluarga, ya banyak hal yang harus dikorbankan,” tandasnya.
Saat itu, Lena —panggilan akrab Magdalena, memang baru di dunia entertainment. Ia diwawancara untuk mempromosikan program acara yang ia bawakan. Tapi, ternyata pertanyaan dan foto-fotonya lebih mengarah ke seksualitas. “Awalnya (mikir), kok bisa sampai begini sih, kok bisa sampai out of line,” tuturnya.
Setelah majalah itu beredar, Lena melihat hasilnya. Ia sempat kaget. “Lena juga shock hari itu,” ujar perempuan kelahiran Jakarta 17 Mei 1984 ini. Pertama yang ia pikirkan adalah bagaimana memberi penjelasan kepada orangtuanya. Akhirnya anak dari pasangan Jimmy Suhardjono dan Tjitrawati Djapridjono ini menjelaskan bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Ia akan belajar dan tidak akan mengulang kesalahan itu.
Meskipun tidak ada niat, tapi kemunculannya di majalah tersebut, kadung membuat banyak orang memberi cap sexy kepada Magdalena. Bagi Lena, ia sendiri tidak merasa dirinya sexy.” Cuma kalau emang pujian sexy itu datang ke aku ya aku terima kasih,” kata pemeran Sally di film si Jago Merah ini.
Bagi pemilik wajah oriental ini, sexy itu bisa mengandung sesuatu yang positif maupun negatif. “Tergantung cara kita memandangnya, mau ke arah mana,” ujarnya. Lagipula, lanjut Magdalena, memiliki tubuh yang bagus adalah sebuah anugerah juga dari Tuhan. Mempunyai tubuh yang sexy bukanlah suatu yang buruk.
Tapi bukan berarti Lena hanya memanfaatkan fisiknya saja untuk terjun ke dunia entertainment. “Kan ada yang sexy tapi otaknya, gak ada isinya, Lena gak mau kayak gitu, jadi Lena membekali diri dan penuhin ilmu-ilmu juga wawasan,” katanya. Lena ingin jadi perempuan yang sexy dan cerdas.
Wajah Magdalena memang sering wira-wiri tampil di program acara beberapa stasiun TV. Sebut saja program infotainment Ada Gosip di SCTV, Idol Hi-Five di RCTI, dan Chatmate di O Channel. Yang terbaru, ia menjadi pembawa acara di Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 6 di TPI bersama Irfan Hakim. Setelah menjajal akting di layar lebar, Lena juga sedang menjajal akting di dunia sinetron.
Namun ternyata, terjun ke dunia entertainment, bukan merupakan kesengajaan bagi Lena. Sebelumnya, ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menari modern dance di berbagai acara bersama teman-teman sekolahnya. Ia mulai menekuni modern dance sejak SMP sampai kuliah.
Selain prestasi, Lena juga mendapatkan uang jajan tambahan dari menari. Nah, saat sedang tampil di sebuah acara olahraga, tiba-tiba seorang kru dari salah satu stasiun televisi menawarinya untuk ikut casting sebagai presenter olahraga. Usai casting, ia berserah dengan hasilnya. Bagi Lena yang terpenting dia sudah memenuhi panggilan untuk casting. Dua minggu setelah itu, hasil casting diumumkan, dan Lena tidak menyangka kalau ia bisa lolos. Tapi, para kru stasiun televisi itu meyakinkan kalau memang ia cocok sebagai presenter acara olahraga yang akan dibuat. Itulah kali pertama, wajah Lena tampil di layar televisi.
Dari penampilannya sebagai presenter olahraga itu, tawaran lainnya pun berdatangan. Lena merasa sangat bersyukur kepada Tuhan yang telah membukakan pintu. Berkat campur tangan Tuhan, jalan Lena masuk ke dunia entertainment dimudahkan. Banyak yang harus merangkak untuk ke situ, sedangkan Lena tuh tinggal plek langsung dikasih,” ucapnya penuh syukur.
Dalam kesibukan aktivitasnya, Lena masih meluangkan waktu khusus untuk Tuhan. Minimal setengah jam, ia sempatkan doa sebelum tidur dan saat bangun tidur. Saat menghadapi persoalan pun atau lagi sepi tawaran pekerjaan, Tuhan menjadi tempat curahan hatinya. Dalam doa, ia menemukan kembali kekuatan. ”Jadi kekuatan paling besar itu memang doa,” kata umat Gereja Kristus Yesus, Greenville, Jakarta Barat ini.
Mengenai pelayanan di gereja, Lena dengan jujur mengakui tidak memiliki waktu banyak akibat pekerjaannya. Namun, ia percaya bukan tubuh yang harus selalu berada di gereja, tetapi yang lebih penting jiwa dan mata batin yang harus selalu dekat dengan Tuhan di manapun ia berada.
Setiap pekerjaan selalu mengandung risiko dan kondisi yang tidak mengenakkan. Sebagai presenter, Lena juga pernah mengalaminya. Ketika menjadi pembawa acara konser Slank, satu botol air mineral melayang ke wajahnya. ”Pernah waktu konser Slank ketimpuk botol. Padahal kita sebagai presenter harus menyampaikan pesan sponsor, akhirnya ditimpukin. Waktu itu aku sama Vicky Notonegoro. Untung botolnya nggak ada isinya, kalo ada isinya lumayan yah biru,” ujarnya sambil tertawa.
Pernah juga, Lena salah menyebutkan nama stasiun TV saat membawakan program acara olahraga yang disiarkan secara langsung. Pihak stasiun TV itu lalu komplain ke Lena, buru-buru ia meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya. Dari kesalahan-kesalahan yang ia buat, Lena jadikan pembelajaran untuk menjadi lebih baik.
Menyangkut image sexy-nya, Lena juga kerap ditawari bermain film yang ada adegan ranjangnya. Jika tawaran seperti itu datang, ia mensyaratkan harus ada stunt in (pemeran pengganti) di adegan tersebut, kalau tidak Lena akan menolaknya. Ia tidak mau image yang dibangunnya selama tiga tahun runtuh karena beradegan ranjang. “Lena tetap ke prinsip tetap menjaga nggak seperti itu, karena Lena tahulah Tuhan udah menyediakan rezeki orang sendiri-sendiri,” ujar anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Persaingan di dunia entertainment sangat ketat, wajah-wajah baru selalu bermunculan. Bagaimana Lena menghadapi ini? ” Kita memang harus punya nilai plus,” jawab Lena. Nilai plus yang ia maksud adalah ciri khas yang dimiliki seorang entertain. Ciri khas Lena, ia ceria dan tahu sedikit banyak tentang musik dan olahraga.
Walaupun dunia entertainment selalu dipenuhi wajah-wajah baru, Lena tidak terlalu khawatir, sinarnya akan redup akibat pertambahan usia. Hidup, kata Lena, seperti roda yang terus berputar. Ada saat di atas, ada saat di bawah. Yang utama adalah ia melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Untuk menjaga eksistensinya di dunia entertainment, pemilik tinggi badan 158 cm ini, juga tidak mau sering masuk infotainment karena berita ‘miring’. Lena ingin menjadi berita karena prestasi. Karena niatnya ini, maka tak heran wajah Lena jarang muncul di infotainment.
Bukan tanpa alasan ia menjadikan Donny sebagai manajernya. Sebelum di.manajeri Donny, Lena pernah mendapat pengalaman tidak menyenangkan dengan manajer sebelumnya.
Akibat kepercayaannya luntur, Lena memutuskan untuk mempunyai manajer dari orang terdekatnya. Ia pun menjadikan Donny sebagai manajer. Meskipun berstatus sebagai pacar, baik Lena dan Donny bersepakat untuk bersikap profesional. Dengan Donny sebagai manajer, Lena merasa nyaman. “Dia lebih tahu gimana maunya aku dan lebih open, nggak ada sesuatu yang dirahasiain,” ujar Lena.
Hubungannya dengan Donny sudah berjalan sekitar lima tahun. Tapi untuk melangkah ke pelaminan, Lena masih menimbang-nimbang, pasalnya ia masih ingin memprioritaskan karirnya dulu. “Mungkin dua atau tiga tahun lagi. Doain aja,” kata Lena yang tahun ini juga sedang menyiapkan single perdananya.
Sinetron
Menurutnya, bermain sinetron adalah sesuatu yang monoton. Dirinya pun menegaskan akan lebih fokus menekuni dunia presenter dan juga menari.
“Sinetron itu monoton. Sekarang ini sih aku lagi fokus ke nari ini dan presenter-presenter. Lena pun menegaskan jika dirinya memang tak berminat untuk bermain sinetron. “Kalau sinetron mungkin nggak kali ya, karena menurut aku dunia sinetron kayaknya agak monoton, dengan satu lokasi terus dengan itu-itu saja orangnya. Kalau aku lebih suka bertemu banyak orang. Ya sempat ada tawaran sih, cuma akunya nggak dulu deh, karena dari pagi ke pagi, nggak punya dunia lain, nggak bisa ketemu temen, nggak bisa ketemu keluarga, ya banyak hal yang harus dikorbankan,” tandasnya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar